Jumat 05 Feb 2016 20:13 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Melambat

Rep: Andrian Spautra/ Red: Nur Aini
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada 2015 mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis pada 2015 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 5,44 persen atau melambat 0,42 persen dari  2014 yang mencapai 5,86 persen.

Kendati demikian menurut Kepala BPS Jawa Timur, Teguh Pramono, kinerja perekonomian Jawa Timur masih terbilang baik bahkan masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh sebesar 5,04 persen.

“Selama 2015 ekonomi Jawa Timur cukup bagus kinerjanya walaupun secera total secara nasional perekonomian melambat tidak secepat sebelum-sebelumnya,” kata Teguh saat konferensi pers di Gedung BPS Provinsi Jawa Timur, Surabaya, pada Jum’at (5/2).

Ia juga menjelaskan dari banyaknya lapangan usaha di Jawa Timur, dari sisi produksi semuanya mengalami pertumbuhan, kecuali sektor listrik dan gas yang tumbuh negatif 3,00 persen. Berbanding terbalik dengan Industri penggalian dan pertambangan yang mengalami pertubuhan paling tinggi sebesar 7,92 persen. Disusul kemudian penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,19 persen, serta transportasi dan pergudangan sebesar 6,56 persen.

Sedang dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada net ekspor antardaerah sebesar 13,39 persen. Sementara itu jika dibandingkan kuartal IV 2014 (yoy) hanya  terjadi peningkatan. Di mana pada kuartal IV 2015, pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 5,94 persen. Sedangkan periode yang sama 2014 sebesar 5,48 persen. 

“Jadi yoy tumbuh lebih tinggi dari tahun kalendernya. Sedang tahun kemarin dari triwulan 3 ke 4 terjadi penurunan cukup banyak 1,73 persen,” kata Teguh. Terjadinya kontraksi 1,73 persen (qtoq), kata Teguh disebabkan oleh efek musiman beberapa komoditi pertanian, kebutuhan dan perikanan seperti padi yang memiliki peran besar pada kuartal IV 2015 memasuki musim tanam. Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami kontraksi sebesar 24,71 persen. Diikuti pertambangan, penggalian dan industri pengolahan yang mengalami kontraksi masing-masing 1,00 persen dan 0,07 persen.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement