REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ekonomi di Provinsi Jatim yang tumbuh 5,74 persen year on year pada kuartal II 2022 atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional, karena didorong peningkatan mobilitas. Peningkatan mobilitas yang signifikan ditandai kenaikan penggunaan semua moda transportasi.
"Peningkatan tingkat hunian kamar hotel serta kenaikan wisatawan mancanegara juga mendorong geliat ekonomi Jawa Timur yang luar biasa," kata Khofifah dalam keterangan resmi di Kota Surabaya, Provinsi Jatim, Kamis (8/8/2022).
Pertumbuhan ekonomi Jatim di kuartal II 2022 juga lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten yang sebesar 5,70 persen, Jawa Barat 5,68 persen, Jawa Tengah 5,66 persen, DKI Jakarta 5,59 persen, dan Yogyakarta 5,20 persen. Pertumbuhan ekonomi Jatim juga didukung peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, yang membuat aktivitas produksi meningkat secara ekspansif.
Kinerja perekonomian Jatim tumbuh beriringan dengan realisasi investasi di periode yang sama, yakni mencapai Rp 29,9 triliun atau naik dari triwulan II tahun 2021 sebesar 69,2 persen atau melebihi pertumbuhan investasi nasional sebesar 35,5 persen. Investasi tersebut terdiri penanaman modal asing (PMA) Rp 11,3 triliun atau tumbuh 198,1 persen dari kuartal II tahun 2021.
Selain itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp18,6 triliun dengan peningkatan 34,1 persen secara tahunan. Dari capaian realisasi pada kuartal II diakumulasi dengan kuartal I 2022, total investasi di Jatim pada 2022 telah mencapai sebesar Rp 80 triliun atau 66,9 persen dari target.
Pada saat yang sama, jumlah orang miskin di Jatim eriode Maret 2021 sampai Maret 2022 menurun 391.400 jiwa. Angka itu merupakan penurunan terbanyak secara nasional. "Ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah pertumbuhan ekonomi yang inklusif, di mana pertumbuhan ekonomi juga bisa dinikmati oleh masyarakat lapisan bawah," kata Khofifah.