Jumat 05 Feb 2016 08:22 WIB

DBD Bikin Perawat Rumah Sakit Kerja Lembur Tiga Jam

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Depok, Sawangan, Jawa Barat, Rabu (27/1). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Depok, Sawangan, Jawa Barat, Rabu (27/1). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor, Jawa Barat, dinilai harus mengoptimalkan tenaga untuk melayani pasien demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya meningkat selama musim hujan ini.

"Kewalahan tidak, ekstra tenaga iya, perawat kami lemburkan, maksimal penambahan tiga jam," kata Kasubag Hukum dan Humas RSUD Kota Bogor Okto Muhammad Ikhsan di Bogor, Jumat (5/2).

Ia mengatakan jumlah pasien DBD membludak sejak pertangahan Januari. Tercatat mulai awal Januari hingga 3 Februari jumlah pasien yang dirawat di RSUD Kota Bogor sebanyak 216 orang terdiri dari 176 pasien dewasa dan 40 pasien anak.

"Ada penambahan shift perawat jadi enam orang, satu hari ada tiga shift, dengan format pagi tujuh perawatan, siang empat malam lima perawat. Kalau hari-hari normal, pagi lima perawat, siang empat dan malam tiga orang," katanya.

Hingga Kamis kemarin jumlah pasien DBD yang masih menjalani perawatan di RSUD Kota Bogor sebanyak 66 orang. Mereka terpencar di ruang-ruang perawatan mulai kelas dua, tiga dan kelas satu.

Membludaknya pasien DBD membuat manajemen RSUD Kota Bogor untuk memaksimalkan ruangan yang tersedia. Salah satunya memanfaatkan ruang VIP untuk merawat pasien yang tidak tertampung di ruang kelas tiga. "Total jumlah tempat tidur di RSUD sebanyak 207 tempat tidur, ada penambahan kasur lipat dari TNI jadi kapasitas bertambah menjadi 249 tempat tidur. Posisi saat ini sudah penuh," katanya.

Okto menambahkan, penggunaan ruang VIP untuk menampung pasien DBD yang terus bertambah. Terdapat tiga ruangan yang digunakan untuk pasien DBD, satu kamar diisi enam sampai empat tempat tidur. "RSUD tidak boleh menolak pasien, kami sampaikan kondisi kamar sudah penuh, mereka yang datang kami berikan arahan tentang kondisi saat ini, dan mereka bersedia dirawat di ruang tambahan (VIP)," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement