Kamis 04 Feb 2016 22:19 WIB

Harga Daging Masih Tinggi, Disperindag Bogor Cek Stok

Rep: C32 / Red: Ani Nursalikah
Warga memadati pasar untuk membeli daging sapi dengan harga Rp150 perkilogram pada perayaan Meugang H1Ramadan di pasar daging tradisional Inpres Lhokseumawe, Aceh, Selasa (16/6). (Antara/Rahmad)
Warga memadati pasar untuk membeli daging sapi dengan harga Rp150 perkilogram pada perayaan Meugang H1Ramadan di pasar daging tradisional Inpres Lhokseumawe, Aceh, Selasa (16/6). (Antara/Rahmad)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Semenjak PPN 10 persen daging sapi impor dicabut, belum berpengaruh signifikan terhadap harga daging sapi di pasar tradisional. Dinas Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor menyarankan seharusnya ada tindakan lain.

"Kemarin juga sudah ada instruksi dari Jokowi untuk mengecek kembali stok daging sapi yang ada kenapa masih naik," kata Kepala Disperindag Kota Bogor Bambang Budiarto kepada Republika.co.id, Kamis (4/2).

Menurutnya, seharusnya ketika pajak sudah dihapuskan maka bisa berdampak positif kepada harga daging sapi. Hanya saja menurut Bambang pasti membutuhkan waktu karena daging sapi yang dibeli pedagang di pasar masih terhitung tinggi karena PPN sebelumnya.

"Selain itu, penutupan sapi impor juga masih memberikan gejolak khususnya untuk daging sapi dan ayam di pasar tradisional," ungkap Bambang.

Tak hanya itu, Bambang menjelaskan harga jagung juga masih melonjak yang menyebabkan pakan ayam ikut naik. Hal tersebut lah yang menurutnya masih membuat harga daging ayam masih belum cukup stabil meskipun sudah turun harga.

Untuk mengembalikan harga daging ke kondisi normal, Bambang menuturkan harus ada pengecekan stok juga bersama pihak terkait lainnya. Menurutnya, seharusnya harga daging masih bisa normal ke kisaran Rp 75 ribu/kg hingga Rp 90 ribu/kg.

"Makanya nih, kayaknya ada mafia apa gimana gitu lho. Harga bahan pokok lain juga sudah kembali turun kok," ujar Bambang. Seperti halnya beras, menurut Bambang sudah normal di kisaran Rp 8.500/liter hingga Rp 9.000/liter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement