REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini meminta pemerintah bersikap arif dalam menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sikap arif pemerintah tersebut dapat tercermin saat menaikkan harga, memberikan kompensasi bagi rakyat, serta menyeimbangkan subsidi dengan kemandirian ekonomi.
Ia menyebut, memberi subsidi terlalu besar dapat menjadi beban negara. Namun dengan menghilangkan sama sekali, bukanlah sikap yang arif dan bijaksana.
"Pengurangan subsidi harus diimbangi kemandirian ekonomi dan itu terukur. Bukan hanya dengan memberikan bantuan tunai,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/2).
Politikus PKS dari daerah pemilihan Banten III ini berpendapat, sulit bagi pemerintah, khususnya Pertamina, untuk segera menurunkan harga minyak di tengah harga dunia yang sedang menurun. Tapi setidaknya, PKS mendorong pemerintah agar mencari perhitungan tepat agar keuangan pemerintah tidak defisit, dan beban rakyat tidak semakin berat.
Menurut dia, jika harga minyak dunia turun, wajar harga BBM di Indonesia turun. "Pasti Kementerian Energi dan Sumber Daya dan Mineral (ESDM) bicara bahwa harga minyak dunia fluktuatif. Memang tidak mungkin jika saat ini harga minyak dunia turun, langsung hari ini juga kita turunkan harga BBM," ujarnya.