Kamis 04 Feb 2016 20:26 WIB

Hanura: Akomodasi Kelompok yang Kalah Penting

Rep: C36/ Red: Ilham
 Presiden Joko Widodo melantik menteri kabinet baru hasil reshuffle di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8).   (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Presiden Joko Widodo melantik menteri kabinet baru hasil reshuffle di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Hanura, Erik Satria Wardana mengatakan, reshuffle jilid dua kabinet Presiden Joko Widodo perlu mengakomodasi pihak yang kalah dalam Pemilu 2014. Akomodasi penting dilakukan untuk mengatasi perang kepentingan jangka panjang dalam kabinet.

"Akomodasi parpol yang kalah pemilu penting dilakukan. Sebab, kondisi yang ada saat ini merupakan akses dari hasil Pemilu 2014 di mana seolah ada batasan antara pihak yang kalah dengan pemenang pemilu," kata Erik dalam diskusi bertajuk 'Membaca Arah dan Latar Belakang Reshuffle Pemerintahan Jokowi', Kamis (4/2).

Dia menilai, konsolidasi antara yang kalah dan pemenang pemilu berpeluang mengakomodasi visi dan misi pemerintahan yang baru. Konsolidasi pun dianggap penting agar pemerintahan mendatang tidak lagi sarat dengan berbagai kepentingan.

"Jika sudah sepakat melakukan konsolidasi, pemerintah ke depan tidak lagi disibukkan dengan tarik ulur kepentingan-kepentingan berbagai pihak. Dengan demikian, kesepakatan memperbaiki kondisi ekonomi lebih mudah diselesaikan pemerintahan Jokowi," katanya.

Erik juga menyinggung tentang waktu pelaksanaan resuffle yang terkesan penuh pertimbangan. Menurutnya, ada kemungkinan Jokowi saat ini sedang menjalankan kemungkinan konsolidasi dengan kedua pihak.

Pada Ahad (3/1) lalu, Presiden Jokowi menegaskan perombakan menteri dalam kabinet adalah hak prerogatifnya dan tidak ada satu orang pun yang bisa mengintervensi. Jokowi menegaskan tidak ada yang bisa mendikte dan mengintimidasinya dalam melakukan perombakan kabinet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement