REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan angka elektrifikasi nasional mencapai 97 persen pada 2019 mendatang. Angka ini meningkat, jauh di atas realisasi elektrifikasi nasional 2015 lalu yang menyentuh 88,5 persen.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan, angka target elektrifikasi ini bisa dicapai dengan syarat pembangunan pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) bisa digenjot lebih jauh.
"Upaya peningkatan elektrifikasi tersebut harus didukung semua komponen untuk menuju Indonesia terang," ujar Sudirman di sela rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (3/2).
Sudirman menyebutkan, demi mengejar target pengembangan energi baru terbarukan ini, pihaknya membentuk unit manajemen program Indonesia Terang, yang berlandaskan surat keputusan bersama ESDM dengan Menteri Desa dan Daerah Tertinggal. Pemerintah juga sedang menggodok penyiapan anggaran Khusus untuk Indonesia terang.
Seperti diketahui, rasio elektrifikasi Indonesia secara nasional pada tahun 2015 ditargetkan sekitar 87,4 persen dan realisasinya di angka 88,5 persen. Untuk tahun 2016 rasio elektrifikasi Indonesia secara nasional ditargetkan mencapai 90 persen dengan upaya mempercepat program listrik 35 ribu MW.
Untuk rasio elektrifikasi per wilayah, Provinsi Papua masih merupakan yang paling rendah yaitu sekitar 44,40 persen disusul Nusa Tenggara Timur 57,74 persen, lalu Sulawesi Tenggara 66,78 persen, serta Kalimantan Tengah 68,27 persen.