Rabu 03 Feb 2016 18:42 WIB

Pengamat: Parpol Harus Mengolah Strategi Kampanye di Medsos

Akun Facebook di Ponsel Pintar
Foto: VOA
Akun Facebook di Ponsel Pintar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya followers partai di media sosial (medsos) dinilai tidak akan berpengaruh terhadap jumlah pemilih pada Pemilu 2019.

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Djayadi Hanan mengatakan, para followers partai politik di medsos belum tentu juga punya hak pilih ataupun punya hak pilih tapi tidak menggunakan haknya.

Menurut dia, followers medsos adalah anak-anak muda umur 17-25 tahun dan juga berasal dari masyarakat perkotaan. Djayadi memprediksi, jumlah pemilih pemula yang berusia 17-25 tahun dan aktif di media sosial sebanyak 15 persen dari jumlah pemilih sebanyak 180 juta.

"Ini cukup potensial digarap. Minimal mengenalkan program partai kepada anak-anak muda dan juga masyarakat urban," ujar Djayadi dalam keterangannya. Namun, menurut dia, pemilih pemula yang aktif di medsos itu jangan menjadi prioritas utama.

Sebab, kata dia, jumlah pemilih terbesar tetap masyarakat yang tinggal dipedesaan yang tidak memiliki akses Internet. "Medsos salah satu cara utama untuk menjaring anak muda," ucapnya.

Ia mengaku tak kaget dengan hasil survei yang menempatkan, Partai Gerindra dan PDIP sebagai juara 1 dan 2 yang mempunyai followers terbanyak di medsos. Menurut Djayadi, sejak awal partai tersebut menggarap serius anak muda di dunia maya.

"Tapi perlu diingat followers menyukai Gerinda bukan karena program partai tapi lebih kepada sosok Prabowo Subianto. Begitu juga PDIP banyak pengikutnya karena kagum dengan sosok Jokowinya," paparnya.

Djayadi juga mengaku tak heran dengan strategi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang memang serius menggarap media sosial. Menurut dia, yang terpenting bagaimana cara mengolah strategi kampanye melalui medsos yang disukai anak muda dan tidak membosankan.

Pihaknya memprediksi, tak akan ada kejutan berarti pada Pemilu 2019. Menurutnya, empat besar partai akan dikuasai PDIP, Golkar, Gerindra dan Demokrat. Yang seru, ata dia, justru akan terjadi pada perebutan partai papan tengah karena masih susah diprediksi. "Apalagi beberapa partai baru yang cukup agresif mendekati pemilih pemula.

Akhir pekan lalu, Institute for Transformation Studies (INTRANS)  merilis jumlah followers partai politik di media sosial seperti, Facebook fans, Twitter followers, Instragram followers, Google+ followers, dan YouTube subscribers.

Gerindra menjadi partai yang mempunyai paling banyak pengikut sebanyak 3,8 juta followers. PDIP 1,6 juta pengikut, Partai Solidaritas Indonesia 1,1 juta. Selain itu, Partai Hanura (555 ribu pengikut), PKS (250 ribu), Demokrat (189 ribu), PAN (143 ribu), Golkar (104 ribu), Perindo (48 ribu), NasDem (47 ribu), PPP (16 ribu) dan PKB (13 ribu).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement