Selasa 02 Feb 2016 23:18 WIB

Peternak Minta Pemerintah Perhatikan Harga Pakan Unggas

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja sedang tertidur pada Rumah Potong Hewan Unggas di Madani,Jakarta, Rabu (19/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang tertidur pada Rumah Potong Hewan Unggas di Madani,Jakarta, Rabu (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI—Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) meminta pemerintah memperhatikan pakan ternak unggas yang harganya mahal. Pasalnya, saat ini pemerintah hanya memperhatikan masalah kenaikan harga jagung.

"Padahal, komponen jagung hanya sekitar 33 persen dari bahan pakan unggas,’’ ujar Ketua Umum Himpuli Ade M Zulkarnain, Selasa (2/2).

Sehingga ia menilai kebijakan pemerintah yang melakukan operasi pasar (OP) terhadap jagung dinilai kurang tepat. Menurut Ade, seharusnya pemerintah lebih memperhatikan masalah pakan ternak unggas bukan hanya jagung. Pasalnya, para peternak berharap bisa mendapatkan pakan ternak yang murah dan berkualitas yang diproduksi sejumlah pabrik pakan.

Ade menuturkan, para peternak akan sangat terbantu bila harga pakan bisa ditekan dan terjangkau. Khususnya, oleh peternak skala kecil yang sangat terbebani dengan mahalnya harga pakan unggas khususnya ayam. Diungkapkan Ade, perhatian pemerintah pusat terhadap peternakan unggas memang masih minim.

Padahal terang dia, kontribusi daging unggas terhadap kebutuhan daging nasional mencapai 67 persen. Sedangkan kontribusi daging sapi tidak lebih dari 17 persen. Khusus untuk kontribusi daging ayam lokal atau ayam kampung mencapai 280.000 ton per tahun atau sebelas persen dari kebutuhan daging nasional. Sementara saat ini pemerintah lebih memprioritaskan pengembangan peternakan sapi dengan meluncurkan program sentra peternakan rakyat (SPR).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement