REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Tahap pembebasan lahan proyek jalan tol di Provinsi Lampung, dari Bakauheni – Terbanggi Besar sepanjang 140,2 kilometer (km) baru mencapai 45 km atau 32 persen. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengklaim tahap pembebasan lahan berlangsung lancar, meski ada perbedaan harga lahan.
Asisten Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan (Ekubang) Setdaprov Lampung, yang juga Ketua Tim I Pembebasan Lahan Tol, Adeham, mengatakan terjadi progres dalam pembebasan lahan tol ruas Bakauheni – Terbanggi. “Sudah baik progresnya,” kata Adeham di Pemprov Lampung, Selasa (2/2).
Mengenai adanya gugatan beberapa warga terkait belum ketemunya harga tanah dan tanam tumbuh dalam tahap pembebasan lahan jalan tol ini, mantan kepala Dinas Kominfo Lampung ini, menilai hal tersebut biasa. Menurut dia, ada perbedaan harga dengan tim appraisal selalu terjadi, namun dapat diselesaikan dalam dua pekan saja.
Pemantauan Republika di ruas tol Tegineneng – Terbanggi Besar, Selasa (2/2), pihak kontraktor sedang membuka lahan jalan menuju Terbanggi Besar yang sudah dibebaskan. Ruas jalan yang bergelombang, membuat pelaksana proyek harus menguruk tanah dan batu, agar jalan menjadi datar.
Pemerintah menunjuk PT Hutama Karya sebagai BUJT pembangunan ruas tol terpanjang di Jalur Trans Sumatera. Ruas Tol Terbanggi Besar-Bakauheni sepanjang 140,2 km akan dibangun dalam tiga seksi. Total biaya konstruksi dan pembebasan lahan yang diperlukan dalam pembangunan ruas tol ini berturut-turut adalah Rp 12,220 triliun dan Rp 1,196 triliun. Bila sesuai target, maka ruas tol pertama di Lampung tersebut dapat digunakan pada tahun 2019.