Selasa 02 Feb 2016 21:29 WIB

Jelang MEA, Jatim Dorong Sekolah Kejuruan-Kampus Komunitas

Rep: Binti Sholikah/ Red: Djibril Muhammad
Gubernur Jawa Timur Soekarwo (kanan) dan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (kiri) memainkan tongkat mayoret drum band pada Upacara Peringatan HUT ke-70 Jawa Timur di Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Senin (12/10).
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Gubernur Jawa Timur Soekarwo (kanan) dan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (kiri) memainkan tongkat mayoret drum band pada Upacara Peringatan HUT ke-70 Jawa Timur di Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Senin (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA –- Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong pengembangan sekolah kejuruan dan kampus komunitas (community college) untuk meningkatkan daya saing dalam integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, mengatakan, strategi kebijakan bidang pendidikan menghadapi MEA, salah satunya dengan mengubah pola pikir masyarakat. Pakde Karwo, sapaan akrabnya, menyatakan pentingnya mengubah program pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak ke depan.

Tadinya, komposisi sekolah menengah di Jatim yakni SMK hanya 40 persen dan SMA 60 persen. Saat ini, telah diubah yang komposisinya menjadi 70 persen SMK dan 30 persen SMA.

Oleh sebab itu, dia meminta para kepala sekolah benar-benar siap dan mampu membuat program yang baik supaya Sumber Daya Manusia (SDM) di Jatim bisa bersaing sesama sekolah yang ada di Jatim dulu. Baik, mutu atau kualitas serta teknologi serta kemampuan lainnya.

"Kalau sudah bisa bersaing di Jatim, maka masih ada tugas yang lebih besar lagi yakni bersaing antar provinsi yang selanjutnya bersaing dengan antar negara. Karena era MEA yang dibutuhkan adalah keahlian bukan hanya teori belaka," kata Pakde Karwo saat memberikan pengarahan Pemetaan Kompetesi Kepala sekolah SMA, SMK dan Pendidikan Khusus (PK) negeri se-Jatim di Badan Diklat Provinsi Jatim, Surabaya, Selasa (2/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement