Selasa 02 Feb 2016 19:12 WIB

Ini Jurus Pemerintah Mempercantik Danau Toba

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ilham
Danau Toba
Foto: Republika/Subroto
Danau Toba

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menyusun konsep pengembangan wisata Danau Toba, Sumatera Utara. Danau Toba menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata yang menjadi fokus pemerintah untuk dikembangkan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mengatakan, hal pertama yang akan dilakukan adalah membersihkan Danau Toba. Menurut dia, kondisi Danau Toba saat ini sangat kotor karena banyak peternak ikan yang memasukan pakan ternak hinga 256 ton setiap bulannya.

"20 persen pakan itu tidak dimakan ikan sehingga menjadi racun dan membuat airnya bau. Kalau berenang mungkin bisa gatal-gatal badan," kata Rizal dalam konferensi pers mengenai pengembangan Danau Toba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/2).

Pemerintah juga akan memperbaiki akses menuju Danau Toba. Kata Rizal, pemerintah akan membangun jalan lingkar di Pulau Samosir, kemudian jalan besar ke Kualanamu. Perbaikan dan pembangunan jalan ini penting dilakukan untuk mempersingkat jarak tempuh ke Danau Toba dari Kualanamu yang mencapai 4-5 jam.

Selain itu, pemerintah akan membangun eco tourism di sekitar Danau Toba. Rizal mengatakan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya sudah bersedia menyerahkan 500 hektare lahan. "Tanah ini gundul, tapi akan kita hijauhkan menjadi eco tourism," kata dia.

Bukan hanya dari segi alam, wisata Danau Toba juga akan dikembangkan dengan menyediakan wisata sejarah letusan gunung Toba yang disajikan dalam teater empat dimensi. Pemerintah sedang mengundang sebuah lembaga yang biasa mengurusi museum di Amerika Serikat untuk menyediakan teater tersebut.

Menurut Rizal, letusan gunung Toba merupakan salah satu fenomena alam terbesar di dunia. Letusan tersebut bahkan membuat iklim dunia yang tadinya dingin karena antarbenua tersambung es, menjadi meleleh dan terpisah akibat panas yang disemburkan oleh gunung Toba.

"Kejadian ini sangat penting dalam sejarah dunia, namun banyak yang belum tahu. Kalau kita bisa sajikan melalui teater empat dimensi, akan banyak turis yang tertarik," kata Rizal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement