Selasa 02 Feb 2016 11:56 WIB

Ahok Sebut Operasi Pasar Kerap Disalahgunakan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Bilal Ramadhan
 Pengunjung sedang berbelanja saat digelar operasi pasar di kantor Kementan, Jakarta, Selasa (25/8).   (Republika/Tahta Aidilla)
Pengunjung sedang berbelanja saat digelar operasi pasar di kantor Kementan, Jakarta, Selasa (25/8). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan pemerintah kurang memberikan pengawasan ketika pelaksanaan operasi pasar. Tak pelak, ia merasa operasi pasar malah disalahgunakan supaya warga bisa menimbun sembako.

Basuki atau biasa disapa Ahok mengakui warga sering menimbun sembako yang dijual ketika operasi pasar berlangsung. Ahok pun menceritakan salah satu pamannya yang memiliki usaha di sektor beras. Sehingga ia mengaku paham dengan operasi pasar yang dilakukan Bulog.

"Operasi pasar bisa membuat orang menjadi kaya raya karena distok (sembako) terus pinjam dari bank (uangnya)," ujarnya saat acara seremonial penandatanganan nota kesepahaman antara Perum Bulog dengan PT Food Station Tjipinang Jaya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (2/2).

Ahok menyebutkan akan mempersiapkan pembayaran secara nontunai demi mencegah penyalahgunaan operasi pasar. Lewat pembayaran non tunai, Ahok berharap data penerima sembako operasi pasar bisa diketahui secara pasti.

"Saya bukan mau jadi konglomerat beras. Tetapi, pedagang jangan stok-stok beras sampai tiga bulan," tegasnya.

Diketahui, Pemprov DKI akan meluncurkan kartu 'Jakarta One' yang bisa digunakan untuk seluruh fasilitas Pemprov DKI Jakarta. Dalam kesempatan penandatangan nota kesepahaman itu, Ahok mengapresiasi pemberian pasokan 200 ribu ton beras dari Bulog kepada PT Food Station Tjipinang Jaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement