Selasa 02 Feb 2016 00:22 WIB

Dua Pimpinan Ormas di Medan Minta Kadernya Tahan Diri

Rep: Issha Harruma/ Red: Achmad Syalaby
Personel Brimob berjaga di lokasi bekas bentrokan antar organisasi kepemudaan (OKP), di Jalan M.H Thamrin, Medan, Sumatera Utara, Senin (1/2).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Personel Brimob berjaga di lokasi bekas bentrokan antar organisasi kepemudaan (OKP), di Jalan M.H Thamrin, Medan, Sumatera Utara, Senin (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pimpinan kedua organisasi kepemudaan (OKP) yang bentrok di Medan, Pemuda Pancasila (PP) dan Ikatan Pemuda Karya (IPK), mengimbau kadernya untuk menahan diri pascabentrokan yang menewaskan dua orang, Sabtu (30/1) lalu. Ketua DPD IPK Medan Tomas Purba meminta kadernya untuk menyerahkan kasus tersebut pada proses hukum.

"Kami imbau pada seluruh kader IPK untuk menahan diri. Serahkan semua kepada hukum supaya Medan ini aman," kata Tomas di Medan, Senin (1/2).

Tomas mengatakan, pihaknya akan terus mengawal proses hukum yang sedang berjalan. Ia pun meminta polisi untuk menyelidiki bentrokan ini sejelas-jelasnya. Penegak hukum juga diminta untuk adil dan tidak berat sebelah."Jangan membuat suatu informasi yang menyudutkan salah satu pihak," ujarnya.

Tomas mengklaim, bentrokan di dekat kantor MPW PP di Jalan Thamrin, Medan bukanlah hal yang direncanakan. Ia menegaskan bahwa bentrokan tersebut terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga.

"Waktu itu anggota kita mau menyelidiki di Denai di Jalan Pelajar. Mau lewat Asia, karena macet mereka lewat Thamrin. Entah bagaimana, sampai di depan MPW PP, mungkin ribut mulut, mereka bentrok di sana," jelas Tomas.

"Sebagai ketua, saya tidak ada memerintahkan anggota untuk bentrok. Logikanya, kalau kami mau menyerang, masa ada perempuan dan anak-anak yang ikut di dalam mobil," ujarnya lagi.

Imbauan menahan diri sebelumnya juga datang dari Plh Ketua MPW PP Sumut, Kodrat Shah. Ia meminta kadernya untuk tidak terpancing dan melakukan aksi yang dapat mencoreng citra PP.

"Saya meminta seluruh anggota PP menahan diri. Jangan sampai terpancing dan melakukan langkah yang tidak baik. Berikan kepercayaan kepada polisi," kata Kodrat. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement