REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi menilai Sumut masih membutuhkan penambahan pembangkit listrik baru meski kondisi kelistrikan Sumut saat ini surplus 111 MW. Menurut Erry, Sumut butuh tambahan daya minimal 1.000 MW lagi untuk kebutuhan listrik di Sumut dalam satu hingga dua tahun ke depan.
Ia menyebutkan, angka itu dibutuhkan agar dapat memenuhi permintaan pelanggan yang masih waiting list yang mencapai 500 MVA dan untuk memenuhi permintaan ke depan. Jika tidak, Erry menilai perkembangan investasi dan industri di Sumut akan jalan di tempat.
"Sumut adalah pusat pertumbuhan ekonomi Indonesi wilayah Barat. Namun, tanpa ada energi, akan sulit bagi Sumut untuk berkembang. Karena itu kebutuhan listrik sangat penting," kata Erry saat rapat pembahasan energi bersama Komite II DPD RI di Kantor Pemprov Sumut di Medan, Senin (21/1).
Erry mengatakan, minimnya pasokan listrik menjadi salah satu kendala terkait energi di Sumut. Ia pun menyebutkan realisasi pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) di Sumut dengan potensi mencapai 1.000 MW mengalami stagnasi. Hal inilah yang kemudian dapat menyebabkan industri lokal kalah bersaing.
"Sulitnya mendapatkan perizinan (PLTMH) yang bisa memakan waktu empat hingga lima tahun dan kendala akses permodalan menjadi kendala utama para pengusaha," ujarnya.
Mendengar hal tersebut, Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba benjanji akan membawa hal tersebut dalam pembahasan di tingkat pusat.