Senin 01 Feb 2016 17:40 WIB

Kenaikan Harga Bahan Makanan Sumbang Inflasi Jatim

Rep: Binti Sholikah/ Red: Djibril Muhammad
Pedagang daging ayam menunggu pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senen (18/8).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang daging ayam menunggu pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senen (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Kenaikan harga bahan makanan menjadi penyumbang utama inflasi di Provinsi Jawa Timur. Inflasi indeks harga konsumen (IHK) Jatim pada Januari 2016 tercatat sebesar 0,65 persen (ytd) atau 3,54 persen (yoy).

Secara year to date, inflasi Januari 2016 lebih tinggi dibandingkan posisi Januari 2015 yang sebesar 0,20 persen. Sedangkan secara year on year, inflasi Januari 2016 lebih rendah dibandingkan posisi Januari 2015 yang sebesar 6,86 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, M Sairi Hasbullah, mengatakan, inflasi Jatim kali ini lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 0,51 persen. Padahal, biasanya inflasi Jatim lebih rendah dibandingkan inflasi nasional. Artinya, kenaikan barang dan jasa di Provinsi Jatim di atas rata-rata seluruh provinsi di Indonesia.

"Sumbangan terbesar dari bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 2,36 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,74 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok sandang yang masing-masing sebesar 0,67 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,50 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,09 persen," kata M Sairi dalam konferensi pers di kantor BPS Jatim, Surabaya, Senin (1/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement