Senin 01 Feb 2016 17:29 WIB

Ada Ratusan Balita Penderita Gizi Buruk di Bekasi

Rep: C38/ Red: Ilham
Bayi gizi buruk (Ilustrasi)
Foto: Youtube
Bayi gizi buruk (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ratusan balita di Kota Bekasi masih menderita gizi buruk. Pada awal tahun 2016, Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat ada sebanyak 194 balita penderita buruk yang tersebar di 12 kecamatan.

"Sejak 2015 sampai sekarang ada 194 balita yang kekurangan gizi. Lima di antaranya meninggal dunia disebabkan oleh penyakit penyerta," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Pusporini kepada Republika.co.id, Senin (1/2).

Menurut Pusporini, keberadaan balita penderita gizi buruk dapat disebabkan oleh dua faktor. Pertama, sebab langsung karena adanya inspeksi penyakit. Kedua, sebab tidak langsung, meliputi ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, serta tingkat asuhan orang tua dan anak.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan ini menilai, faktor kedua memiliki porsi tidak kecil dalam kasus gizi buruk. Kebanyakan penderita gizi buruk ini disebabkan pola asuh yang salah dari orang tua. Banyak orang tua merasa cukup mempercayakan asuhan anak kepada pembantu. Akibatnya, standar asupan gizi yang dikonsumsi anak kurang terkontrol.

Balita penderita gizi buruk yang paling banyak berada di Kecamatan Jatiasih, 27 balita. Kemudian, Kecamatan Jatisampurna, 20 balita; Bekasi Utara, 15 balita; Jatibening, 12 balita; Jatiwarna, 11 balita; dan Bantargebang, 11 balita. Sisanya, tersebar di beberapa kecamatan lain.

Pusporini menambahkan, kelima balita yang meninggal dunia berasal dari Kelurahan Pejuang, Bojong Menteng, Duren Jaya, Wisma Jaya, dan Jati asih. Masing-masing kelurahan sebanyak satu balita. Penyebab meninggalnya kelima bocah itu bukan hanya gizi buruk, tapi juga penyakit penyerta.

Dinas Kesehatan Kota Bekasi sudah melakukan sejumlah upaya untuk menekan angka penderita gizi buruk di wilayahnya. Pengawasan tumbung kembang balita dilakukan dengan cara memberikan sosialisasi 1.000 hari pertama kehidupan di seluruh posyandu. Seluruh kader posyandu didorong untuk memantau tumbuh kembang balita.

Apabila ada yang terdeteksi kekurangan gizi, Dinas Kesehatan langsung menyalurkan pemberian makanan tambahan (PMT). "Tahun ini, Dinas Kesehatan mendapat anggaran 280 juta dari APBD Kota Bekasi tahun 2016 untuk PMT," kata Pusporini.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Anne Nurchandrani menambahkan, apabila ada korban gizi buruk yang memerlukan perawatan, Dinas Kesehatan akan melakukan rujuk ke RSUD Kota Bekasi.

Sementara itu, menurut data BPS Kota Bekasi yang dirilis 2015 lalu, pada 2014 tercatat ada 662 balita penderita gizi buruk di 12 kecamatan di Kota Bekasi. Kecamatan yang mempunyai balita dengan gizi buruk terbanyak adalah kecamatan Bekasi Timur sejumlah 121 belita. Selanjutnya, Kecamatan Bekasi Utara dan Bekasi Barat masing-masing sebanyak 112 dan 101 balita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement