Ahad 28 Jan 2018 10:49 WIB

UGM Kirim Tim ke Asmat untuk Tangani Gizi Buruk

Tim akan memasang sistem sel surya 200 Watt peak di Puskesmas setempat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nur Aini
Tim Disaster Response Unit (Deru) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berangkat ke Kabupaten Asmat.  Mereka akan melakukan koordinasi untuk penanganan gizi buruk, terutama di Distrik Agats. Ahad (28/1).
Foto: Doc UGM
Tim Disaster Response Unit (Deru) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berangkat ke Kabupaten Asmat. Mereka akan melakukan koordinasi untuk penanganan gizi buruk, terutama di Distrik Agats. Ahad (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, ASMAT -- Tim Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Disaster Response Unit (Deru) dikirim ke Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua. Kehadiran mereka bertujuan untuk membantu penanganan masalah gizi buruk yang terjadi.

Tim yang beranggotakan tujuh orang itu dipimpin Sekretaris Direktorat Pengabdian Masyarakat UGM Rachmawan Budiarto, dan Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Nanung Agus Fitriyanto.

Rachmawan menuturkan, pengiriman tim Deru UGM dilaksanakan melalui dua gelombang yaitu pada Rabu (24/1) dan Kamis (25/1) lalu. Tim akan bersinergi dengan pemerintan setempat, Kementerian Kesehatan, dan TNI dalam penanganan masalah gizi buruk dan dampaknya.

"Ini nanti sekaligus menyiapkan tim UGM selanjutnya (jumlah lebih besar) untuk program multidisiplin jangka menengah," kata Rachmawan, Ahad (28/1).

Ia menerangkan, tim antara lain akan aktif mengikuti rapat koordinasi dengan Satgas yang dipimpin Danrem selaku Komandan Satgas dan bupati. Selanjutnya, akan dilakukan diskusi dengan Pemkab, TNI, dan Kemenkes untuk terjun langsung ke sana.

Bahkan, tim akan memasang sistem sel surya 200 Watt peak di Puskesmas setempat yang belum mendapatkan listri PLN guna menunjang operasional layanan kesehatan. Ia menggambarkan, kondisi lapangan di sana sangat terbatas, salah satunya transportasi di Timika.

PLN juga baru menjangkau dua dari 23 distrik. Walau begitu, Rachmawan melihat, penanganan kondisi darurat yang dilakukan pemerintah kabupaten, TNI, Polri, Kemenkes, tokoh agama, unsur adat, LSM sudah berjalan baik. "Kondisi sosial budaya suku Asmat memberi tantangan berat dalam peningkatan aspek kesehatan dan kesehahteraan," ujar Rachmawan.

Nanung mengatakan, ada beberapa rekomendasi yang bisa dilakukan di Agats. Rekomendasi itu seperti dukungan sistematik komprehensif kepada Kabupaten Asmat, tidak hanya di Distrik Agats. Ini sebagai tindak lanjut penanganan kondisi darurat. Selain itu, diperlukan program menengah seperti dalam bentuk pengiriman sejumlah tim multidisiplin, dan dalam waktu dekat dokter spesialis, dokter umum dan dokter kesehatan masyarakat sangat diperlukan.

"Untuk program menengah perlu juga bersinergi dengan multi stakeholders dalam mendukung Kabupaten Asmat dalam pembangunan di sektor infrastruktur dasar, seperti listrik dan air bersih serta kesehatan lingkungan," kata Nanung.

Hingga saat ini total yang meninggal dunia di Kabupaten Asmat sudah mencapai 70 orang. Mereka terdiri atas 66 orang dikarenakan campak dan empat orang karena gizi buruk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement