Senin 01 Feb 2016 10:43 WIB

Peneliti: Sakit Zika Lebih Ringan Ketimbang DBD

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Achmad Syalaby
Ilustrasi gejala tertular virus Zika
Foto: Ist
Ilustrasi gejala tertular virus Zika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masyarakat diminta tidak terlalu khawatir terhadap virus zika. Menurut Kepala Riset Fundamental pada Institut Eijkman, Herawati Sudoyo, penyakit akibat virus zika bisa sembuh sendiri lantaran gejala yang ditimbulkannya ringan. 

Peraih Habibie Award tahun 2008 ini menjelaskan, gejala yang ditimbulkan virus zika jauh lebih ringan dibandingkan demam berdarah dengeu (DBD). Untuk diketahui, baik zika maupun virus penyebab DBD sama-sama ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

“Jadi penyakit ini (infeksi virus zika) sebenarnya jauh lebih ringan daripada penyakit DBD. Pasiennya hanya panas, kemudian nyeri otot, nyeri sendi, terus matanya merah. Ini penyakit bisa sembuh sendiri. Dan gejalanya ringan. Pengobatan disesuaikan dengan gejala,” ujar Herawati Sudoyo saat dihubungi, Senin (1/2).

Sejauh ini, dampak virus zika baru ditengarai pada ibu hamil. Anak yang dilahirkannya diduga akan mengalami microcephaly, yakni memiliki lingkar kepala yang lebih kecil dibandingkan ukuran normal. Sejauh ini, persebaran virus zika masih menguat di wilayah Amerika Selatan, khususnya Brasil dengan total sekitar empat ribu kasus microcephaly.

Namun, Herawati menegaskan, virus zika tidak memiliki dampak apa pun terhadap orang biasa atau non-ibu hamil. Terkait Brasil, kata dia, negara tersebut memang sedang mengalami lonjakan kasus microcephaly. Baru kemudian, ditemukan sampel darah ibu di Brasil yang menunjukkan adanya virus zika.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement