Ahad 31 Jan 2016 09:56 WIB

Ini Kronologi Lengkap Memarnya Dita Versi Staf Masinton

Memar di muka Dita Aditia
Foto: media sosial
Memar di muka Dita Aditia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Asisten Pribadi anggota DPR Masinton, Dita Aditia, melaporkan atasannya tersebut ke polisi dengan tuduhan melakukan penganiayaan. Namun, staf Masinton lainnya, Abraham Leo Tanditasik, menyebut luka Dita akibat terkena tangannya.

(Baca: Pukul Tenaga Ahli DPR, Legislator PDIP Dilaporkan ke Bareskrim)

Berikut kronologi lebamnya mata Dita Aditia berdasar keterangan Leo melalui pers rilisnya:

Tgl 21 Januari 2016 ketika saya semobil bersama Pak Masinton saat akan pulang ke rumah jabatan anggota DPR di Kalibata. Berkisar Jam 23-an malam saya ditelpon Dita Aditia (terdaftar sebagai Aspri Pak Masinton), Dita minta dijemput oleh saya ke Camden Bar di Jalan Cikini II Menteng, penjelasan Dita ke saya via telepon minta dijemput karena kondisinya mabuk berat.

Kemudian di dalam mobil saya sampaikan ke Pak Masinton bahwa saya mau jemput Dita karena sudah mabuk minuman beralkohol. Berhubung sudah malam Pak Masinton beserta sopirnya ikut mengantarkan saya ke jalan Cikini II. 

Saat kami tiba di depan Camden Bar Cikini, Pak Husni (sopir Pak Masinton) menjemput Dita ke dalam Camden Bar, kemudian Dita menuju mobil Pak Masinton dalam keadaan sempoyongan. Dita langsung duduk paling depan di samping kiri (sebelah stir/kemudi). Dita minta bantu ke sopir agar mobilnya diambilkan di lokasi parkiran kantor DPP Partai Nasdem di Menteng. 

Kemudian saya yg bawa mobil Pak Masinton. Dita duduk di depan, Pak Husni dan Pak Masinton duduk di belakang. Mobil kami mengarah ke kantor DPP Partai Nasdem mengantarkan Pak Husni untuk mengambil mobil Dita di Parkiran Nasdem. 

Setelah keluar dari parkiran kantor Nasdem, mobil berjalan beriringan, mobil Dita yg dikemudikan Pak Husni berjalan di belakang mengikuti mobil Pak Masinton. 

Sepanjang perjalanan menuju Ke Cawang, Dita yang duduk di depan dalam kondisi mabuk berat sering berteriak histeris, tiba-tiba tertawa sambil membesarkan volume tape mobil.

Disekitar jalan Matraman Dita muntah-muntah karena mabuk berat.

Disaat mobil yang saya kemudikan melintasi jalan Otista (Otto Iskandardinata), sambil berteriak histeris Dita bergerak tiba-tiba menarik setir mobil yang saya kemudikan, mobil oleng ke kiri jalan (nyaris menabrak trotoar), dengan sigap dan refleks saya melakukan pengereman mendadak sambil menepis tangan Dita yang dalam posisi menarik setir/kemudi mobil. Tepisan tangan kiri saya mengenai tangan dan wajah Dita. Dita teriak histeris di dalam mobil, Pak Masinton berupaya untuk menenangkan Dita. 

Sesampainya di depan MT Haryono Square (perempatan lampu merah Cawang) Dita turun, wajahnya agak memerah dan lebam karena terkena tepisan tangan kiri saya yang memakai cincin batu akik. Lalu Pak Masinton menawarkan Dita untuk berobat ke Klinik terdekat, Dita menyatakan tidak apa-apa dan akan mengobati sendiri. Kemudian Pak Masinton menyuruh sopirnya (Pak Husni) mendampingi Dita yang dalam kondisi mabuk. Saya dan Pak Masinton pulang ke Kalibata, tak lama kemudian Pak Husni datang menyusul kami ke Kalibata.

Besoknya tanggal 22 Januari 2016, Dita menelepon saya minta dibantu biaya pengobatan karena ingin dirawat di rumah sakit mata Aini Di daerah Kuningan. Permintaan Dita saya sampaikan ke Pak Masinton dan dibantu biaya perawatan di RS mata Aini.

Saya dan Pak Masinton membesuk Dita dirawat di RS Mata Aini selama 2 hari 2 malam yang didampingi orangtuanya untuk menanyakan kondisinya. Berhubung kondisi memar di sekitar mata sudah membaik, Atas saran dokter Dita diperbolehkan pulang.

Selama masa pemulihan, Dita disarankan untuk sementara istirahat dan diperkenankan ijin tidak masuk kerja.

Demikian penjelasan dan kronologis peristiwa tuduhan pemukulan terhadap Dita ini saya sampaikan sebenar-benarnya dan sesuai fakta yang ada. 

Terima kasih,

ABRAHAM LEO TANDITASIK (Abe)

(Tenaga Ahli Anggota DPR-RI, Masinton Pasaribu A-146)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement