REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh menyatakan perlu partisipasi elemen masyarakat secara lebih dalam menangani anak-anak pengungsi eks Gafatar.
"Terutama untuk kebutuhan dasar anak-anak seperti pampers, susu, bubur, buku-buku anak, dan media permainan," kata Asrorun dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (29/1).
Menurut Asrorun, langkah darurat yang dikoordinasikan oleh Kementerian Sosial cukup baik tetapi perlu partisipasi elemen masyarakat secara lebih banyak. "Pelaku usaha dan lembaga filantropi juga perlu hadir untuk mengerahkan sumber dayanya," ucap Asrorun.
Ia menyatakan ditemukan beberapa anak mengalami sakit panas sehingga butuh penanganan khusus. "Ada juga yang berkebutuhan khusus sehingga Kemenkes perlu lebih optimal menanganinya," ujarnya.
Pihaknya juga secara khusus mmbuka posko perlindungan anak di titik pengungsian di Asrama Haji, Jakarta Timur didukung oleh Kementerian Sosial dan elemen relawan dari masyarakat.
"KPAI menghimbau seluruh pihak untuk dapat berpartisipasi dalam upaya pemulihan pengungsi eks-Gafatar, khususnya anak-anak," katanya.
Seperti diketahui, kelompok pengungsi eks-Gafatar ditampung di empat titik di DKI Jakarta, yaitu Gedung Forki (481 orang), RPTC (467 orang), Bina Insani (180 orang), dan Asrama Haji (832 orang).