Jumat 29 Jan 2016 21:12 WIB

KAI Mataram Angkat Tema Stop Pernikahan Dini

Cincin pernikahan.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Cincin pernikahan.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kegiatan Kongres Anak Indonesia (KAI) dan Forum Anak Indonesia (FAI) 2016 yang dipusatkan di Kota Mataram akan mengangkat tema "stop pernikahan dini dan stop trafficking".

"Tema ini kita angkat karena, dua kasus itu dominan terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB)," kata Pembina Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram Nyayu Ernawati di Mataram, Jumat (29/1).

Ia mengatakan, di Kota Mataram kasus pernikahan dini dan "trafficking" memang tidak terlalu dominan, akan tetapi dua kasus ini diangkat karena beberapa kabupaten/kota lainnya di daerah ini banyak mengalami kasus tersebut.

Kasus pernikahan dini di antaranya dipicu karena budaya, sumber daya manusia (SDM) yang rendah dan faktor ekonomi. "Kalau di Mataram, kasus yang dominan adalah kasus kekerasan seksual terhadap anak," sebutnya.

Berdasarkan data LPA Kota Mataram sejak Januari hingga September 2015 tercatat sebanyak 27 kasus kekerasan terhadap anak dan didominasi oleh kasus pelecehan seksual. "Parahnya lagi, pelakunya adalah orang orang terdekat mereka, dengan korban berusia antara tiga tahun hingga 17 tahun," sebutnya.

Oleh karena itu, katanya, kegiata KAI dan FAI 2016 di Kota Mataram yang direncanakan bulan Mei, menjadi ajang menyosialisasikan stop kekerasan terhadap anak, pernikahan dini dan "trafficking".

Ia mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak harus bisa dimenjadi kejahatan luar biasa agar pelakunya bisa diberikan hukuman seberat-beratnya. "Hukuman pelaku kekerasan terhadap anak seperti penjahat-penjahat lainnya, sebab dengan melakukan kejahatan kepada anak masa depan anak akan hancur," katanya.

Sosialisasi stop kekerasan terhadap itu juga akan disampaikan dalam kirap budaya yang akan diikuti 1.000 duta anak se-Indonesia yang melibatkan unsur TNI/Polri dalam rangkaian KAI dan FAI 2016 di Mataram.

Harapannya, dengan keterlibatan TNI/Polri,semua pihak bisa melakukan perlindungan terhadap anak, karena bagaimanapun tanpa kepedulian semua pihak kasus kekerasan terhadap anak sulit dihentikan. "Karena itu, kita berpesan kepada masyarakat bahwa jangan pernah menyakiti anak-anak Indonesia karena kami berada di depan anak-anak," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement