Jumat 29 Jan 2016 20:21 WIB

Pemerintah Bentuk Badan Otorita Borobudur

Borobudur
Foto: Antara
Borobudur

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Indonesia telah membentuk Badan Otorita Borobudur untuk memperbaiki pengelolaan kawasan wisata Candi Borobudur menjadi terintegrasi.

"Nanti kita akan kelola secara terintegrasi karena kita sudah bisa merumuskan kelemahan kita adalah ini 'single destination' tapi 'multi management'," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya terkait pengelolaan ganda wisata Borobudur di Hotel Manohara, Magelang, Provinsi Jawa Tengah pada Jumat sore.

Hal itu menjadi salah satu hasil keputusan rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri oleh sejumlah menteri antara lain Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Selain itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga turut dalam rapat tersebut.

Pemerintah juga menetapkan target pengunjung dari mancanegara mencapai 2 juta orang dimana sebelumnya hanya rata-rata sebanyak 250-300 ribu wisatawan. Sedangkan target jumlah pengunjung domestik sebesar 5 juta orang.

"Dua juta wisman itu nanti sekitar 2 miliar dolar AS. Itu uang yang devisa itu sekitar 2 miliar dolar atau Rp 24-25 triliun," kata Menteri.

Sementara itu, dia mengharapkan uang yang beredar di masyarakat dari kegiatan wisatawan sekitar Rp100 triliun.

Arief menjelaskan total investasi tahap pertama pengembangan wisata Candi Borobudur sekitar Rp20 triliun.

"Rp10 triliun akan datang dari pemerintah berupa infrastruktur dasar, dan 10 triliun lagi berasal dari 'private investor'," kata Arief yang menjelaskan infrastruktur dasar adalah akses jalan, penyaluran air dan listrik.

Menteri mengatakan badan otorita nantinya akan menawarkan pembangunan hotel kepada investor lokal maupun luar negeri. Hasil rapat selanjutnya yaitu pengembangan kawasan Borobudur sebagai destinasi utama berstandar internasional.

"Nah kalau ditetapkan sebagai destinasi utama maka airport harus dibangun. Fasilitas hotel-hotel harus berskala internasional," kata Arief.

Kemudian rapat menetapkan jargon untuk promosi Candi Borobudur yaitu "Borobudur Mahakarya Budaya Dunia" yang bertujuan untuk menggaet ketertarikan calon pengunjung.

Pemerintah RI tengah berupaya mengembangkan sepuluh kawasan pariwisata di Indonesia yaitu candi Borobudur, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo, Mandalika, Pulau Komodo, Wakatobi, dan Morotai.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement