Kamis 28 Jan 2016 21:48 WIB

DBD Sudah Makan Korban Enam Orang di Bekasi

Rep: C38/ Red: Achmad Syalaby
Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).
Foto: Antara
Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bekasi mulai mengalami peningkatan signifikan. Sepanjang Januari 2016, data Dinas Kesehatan Kota Bekasi menyebutkan terjadinya 159 kasus DBD di 12 kecamatan di Kota Bekasi. Enam di antaranya meninggal. 

"Sekarang sudah tercatat 159 kasus sampai dengan data terakhir yang kami dapat. Ini kemungkinan masih berkembang sampai tanggal 31 Januari mendatang," kata Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, dr Reni Amalia, saat dijumpai Republika di Kantor Dinkes Kota Bekasi, Kamis (28/1). 

Reni menuturkan, angka ini menunjukkan peningkatan cukup tinggi dibandingkan tahun 2015. Tahun 2015 kemarin, secara keseluruhan di Kota Bekasi terjadi 1006 kasus DBD. Sebelas pasien di antaranya meninggal dunia. Sementara, pada Januari 2016 sudah tercatat 159 kasus. Enam di antaranya meninggal. Kebanyakan pasien masih berusia balita. 

Angka penderita DBD tertinggi berada di kelurahan Kayuringin, kemudian disusul kelurahan Harapan Jaya dan Rawa Lumbu. Menurut dia, tingginya angka DBD di tiga wilayah tersebut lantaran kondisi lingkungan dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan. 

Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Kota Bekasi, dr Sudirman membenarkan, kasus DBD yang ditangani RSUD Kota Bekasi selama bulan Januari ini menunjukkan peningkatan secara signifikan. Pasien DBD yang ditangani kebanyakan berasal dari rujukan puskesmas-puskesmas di Bekasi. Penyebaran penderita DBD yang ditangani rumah sakit ini merata. Menurut Sudirman, ada dari Mustika Jaya, Medan Satria, Ciketing, dan Harapan Mulia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement