Kamis 28 Jan 2016 15:51 WIB

Waspada DBD di Saat Cuaca tak Menentu

Rep: Fuji E Permana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Musim penghujan tahun ini cuacanya tidak menentu dan sering diselingi dengan cuaca panas karena hujan tidak setiap hari turun. Kondisi tersebut membuat nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak lebih baik. Sehingga, masyarakat harus lebih waspada terhadap nyamuk penyebab Dengue Haemorrhagic Fever atau Demam Berdarah (DBD).

"Sepanjang Januari 2016 tercatat ada 30 kasus DBD dan satu di antaranya mengakibatkan kematian," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Didin Fitriyadi kepada Republika, Kamis (28/1).

Didin menjelaskan, sebanyak 30 orang yang terjangkit DBD banyak yang dirawat. Mereka yang terjangkit DBD lebih banyak dari kalangan anak-anak daripada orang tua. Beberapa hari yang lalu, seorang anak berusia sekitar delapan tahun meninggal akibat DBD.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Sepanjang 2013 tercatat ada 848 kasus DBD. Di tahun berikutnya tidak terjadi penurunan kasus DBD yang signifikan. Tercatat ada 839 kasus DBD dan enam orang di antaranya meninggal dunia di sepanjang 2014. Kemudian, pada 2015 tercatat ada 794 kasus DBD dan lima orang di antaranya meninggal dunia.

Awal tahun ini berbagai upaya telah dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya untuk mencegah bertambahnya kasus DBD. Di antaranya dengan melakukan foging dan pembagian serbuk abate yang dapat membunuh jentik nyamuk penyebab DBD.

Di banding awal tahun lalu, jumlah kasusnya DBD mengalami penurunan di tahun ini. Sepanjang Januari 2015 tercatat ada 86 kasus DBD dan satu di antaranya mengakibatkan kematian. Sementara, Januari tahun ini ada 30 kasus DBD dan satu di antaranya mengakibatkan kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement