Kamis 28 Jan 2016 13:20 WIB

Ahok Akui Kasus DBD Sulit Dicegah di Perumahan

Rep: c33/ Red: Angga Indrawan
 Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengatakan kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) cenderung menurun dibandingkan tahun lalu. Namun, ia menyaampaikan kasus DBD sulit dicegah di perumahan warga.

Basuki atau biasa dipanggil Ahok mengakui kasus DBD di Jakarta terbilang mengalami penurunan. Namun Ahok mengatakan akan terap memberikan dana lebih kepada juru pemantau jentik atau jumantik. Ahok juga meminta pemberian dana lebih itu disertai pendataan yang lebih baik

"Tapi saya enggak mau kalau cuma kasih uang dulu. Saya ingin setiap dia dapat data satu rumah, kita data dulu misalnya 10 ribu, rumah jadi jelas. Anak saya juga kena DBD," katanya kepada wartawan di Balaikota, Kamis (28/1).

Di sisi lain, Ahok merasa pencegahan penyebaran nyamuk DBD terbilang sulit di kawasan perumahan. Sebab, menurut Ahok, tim pembasmi jentik nyamuk dirasa sulit memasuki rumah-rumah di kawasan perumahan. Padahal Ahok mengatakan jentik nyamuk tumbuh subur di air bening.

"Yang paling sulit itu justru di komplek perumahan yang mewah karena itu kami mau masuk mereka gak membolehkan, gak ada orang (di rumah). Padahal DBD itu jentiknya itu di air yang bening sebenarnya, bukan di air jorok," jelasnya. 

Baca juga: Menkumham Perpanjang SK Golkar Munas Riau Sampai Enam Bulan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement