REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mencatat di sepanjang jalur kereta api Pulau Jawa dan Sumatra terdapat 121 titik rawan longsor selama musim hujan.
"Dalam Januari-Februari ini, perlu dilakukan beberapa kegiatan preventif dan antisipatif terhadap daerah-daerah yang dianggap rawan longsor," kata Direktur Angkutan Lalu Lintas Perkeretaapian Direktorat Perkeretaapian Kemenhub Popiek Montanasyah di Jakarta, Rabu (27/1).
Dia menyebutkan titik rawan longsor terbanyak terdapat di wilayah regional (Divre 1) Sumatera Utara sebanyak 20 titik, di mana sembilan titik berada pada lintas Tebing Tinggi-Siantar, tiga titik berada ada Lintas Medan-Tanjung Balai dan delapan titik berada pada lintas Kisaran-Rantau Prapat.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko mengatakan seluruh lokasi daerah rawan longsor, setiap saat dipantau oleh jajaran PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama Ditjen Perkeretaapian Kemenhub melalui Balai Teknik Perkeretaapian untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam berupa longsor akibat curah hujan tinggi.
"Untuk mengantisipasi terputusnya jalur KA akibat longsor, dalam grafik perjalanan telah disiapkan rute alternatif," katanya.
Selain itu, Direktorat Jenderal Perkeretaapian juga memiliki enam mobil peralatan penanganan kecelakaan yang dilengkapi berbagai peralatan, seperti lifting jack, cutter, spreader, genset dan lampu, lifting bag dan beberapa peralatan lain yang dapat digunakan untuk evakuasi. Adapun enam mobil tersebut ditempatkan di Balai Teknik Perkeretaapian.