Rabu 27 Jan 2016 23:05 WIB

46 Warga Sukabumi Terjangkit DBD

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Ilustrasi
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Jawa Barat mencatat pada awal 2016 ini sudah 46 warga terjangkit penyakit demam berdarah dengue yang tersebar di seluruh kecamatan.

"Banyaknya warga yang terjangkit DBD ini dikarenakan nyamuk mulai berkembang biak saat musim penghujan ditambah banyak genangan air di sekitar rumah yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk," kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Sukabumi, Irma Agristina di Sukabumi, Rabu (27/1).

Namun, berdasarkan data pihaknya jumlah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk menurun, karena pada 2015 lalu di bulan yang sama yakni Januari jumlah kasus penyebaran DBD mencapai 179 kasus yang datanga berasal dari laporan setiap puskesmas dan rumab sakit.

DBD hingga saat ini masih menjadi perhatian pihaknya, karena setiap tahun jumlahnya selalu berfluktuatif, apalagi saat peralihan musim dari kemarau ke penghujan.

Selain itu beberapa kelurahan di seluruh kecamatan di Kota Sukabumi merupakn daerah endemis penyebaran DBD seperti di Kecamatan Warudoyong, Cibeureum, Baros, Lembursitu dan lain-lain.

"Kami juga sudah memberikan imbauan kepada warga melalui puskesmas untuk mewaspadai penyebaran penyakit DBD melalui pemberantasan sarang nyamuk, karena dengan cara fooging atau pengasapan tidak akan efektif," tambahnya.

Menurut Irma, berdasarkan data pada 2015 terdapat 793 kasus DBD dan 2014 sebanyak 506 kasus dengan jumlah kematian sebanyak masing-masing enam orang pada tahun itu.

Maka dari itu, pihaknya juga mengimbau kepada warga jika ada orang lain, keluar maupun dirinya sendiri mengalami gejalan DBD untuk segera memeriksakan kesehatannya baik di rumah sakit maupun puskesmas dan darahnha juga harus diperiksa, karena orang yang mengalami gejala DBD sama seperti orang terkena panas dingin dan masuk angin.

Adapun gejala DBD yang harus diketahui oleh warga antara lain tubuh mengalami demam tinggi, terdapat ruam dalam mulut, timbul bintik merah di sekujur tubuh dan jika ditekan bintiknya tidak hilang, mengalami mual serta pusing, muntah darah, mimisan dan lain-lain.

"Terjadinya kasus kematian akibat terjangkit DBD biasanya pasien telat memeriksakan kesehatannya, karena ada beberapa waktu mereka yang terjangkit penyakit ini kembali seperti sehat, namun ini yang disebut fase kritis," kata Irma. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement