REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Merespons harga daging ayam dan sapi yang melambung, Perum Bulog masih menanti instruksi dari kementerian teknis untuk melakukan Operasi Pasar (OP). Meski mengaku telah siap, pelaksanaan OP tidak bisa semerta-merta dilakukan karena harus didahului instruksi pemerintah.
"Kita belum ada instruksi OP, tapi kita siap melepas empat ribu ekor sapi impor," kata Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, Rabu (27/1). Sampai saat ini Bulog masih berkonsentrasi pada pengadaan dan operasi pasar untuk komoditas beras. Terutama untuk ketersediaan beras di Februari-Maret 2016. Sisanya, Bulog juga menggiatkan kegiatan komersial.
Lebih lanjut, Direktur Pengadaan Bulog Wahyu menyebut pelaksaanaan OP harus didahului instruksi pemerintah jika mengacu pada aturan kelembagaan. Bulog bisa saja menjalankan fungsinya sebagai pengendali harga pangan, dengan syarat payung hukumnya disahkan terlebih dahulu. Aturan tersebut telah dirancang dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) soal Perluasan Penugasan Bulog.
"Kita bisa langsung OP untuk mengendalikan harga kalau Perpres nya sudah ditandatangani presiden," ujar dia. Di samping melaksanakan pengadaan beras PSO, Bulog juga melakukan kegiatan komersial untuk menjaga keuangan perusahaan. Saat ini status Bulog masih BUMN. Segala bentuk kerigian perusahaan menjadi tanggung jawab direksi.
Oleh karena itu, Bulog masih menanti pengesahan Perpres Perluasan Penugasan Bulog agar fungsi pengendalian harga dan gerakan mendekatkan keterjangkauan pangan di masyarakat dapat segera terealisasi. Seperti diketahui, salah satu isi Perpres menyebut, Bulog akan bertanggungjawab dalam pengadaan sebelas komoditas pangan strategis. Termasuk di dalamnya menjaga pasokan dan ketersediaan daging sapi dan ayam.