Rabu 27 Jan 2016 12:07 WIB

Aduh, Wabah DBD di Solo Diprediksi Naik Hingga Mei!

Rep: edy setiyoko/ Red: Muhammad Subarkah
Fogging DBD
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Fogging DBD

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo memprediksi endemi /Demam Berdarah Dengue/ (DBD) terus mewabah. Diperkirakan terus meningkat, dan mengalami puncak hingga Mei 2016.''Kami minta masyarakat terus waspada,'' pinta Evi Setyowati Pertiwi, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Solo, Rabu (27/1).

Menurut Evi, pekan pertama Januari 2016 saja, DKK Solo sudah menemukan dua kasus DBD. Kasus DBD diperkirakan akan terus naik. Masyarakat diminta lebih gencar melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Laporan pekan pertama sudah ada dua kasus DBD di RW 09 dan 17, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo. Menurut Evi, kasus DBD umumnya mulai muncul pada bulan Desember. Meskipun Desember lalu, DKK tidak menemukan adanya kasus DBD. Jumlah kasus DBD diprediksi akan terus meningkat, hingga puncak yang umumnya terjadi Mei nanti.

Harapannya kemarin, kata Evi, ''pekan pertama Januari nol kasus. Ternyata sudah ada dua kasus. Makanya, gerakan PSN kita gencarkan, agar saat puncak tidak terlalu tinggi jumlah kasus. Besok kita awali dengan gerakan PSN bersama warga di RW 09 dan RW 17 itu''.

Evi menerangkan, selama tahun 2015, jumlah kasus DBD tercatat 471 kasus. Sembilan diantaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut naik dari kasus DBD pada 2014 tercatat 256 kasus dengan kematian sebanyak empat orang. Adapun pada 2013, jumlah kasus DBD tercatat 264 kasus dengan satu orang meninggal dunia. Tahun ini, DKK berharap jumlah kasus DBD tidak lebih dari 30 kasus.

Memang, jauh kalau melihat 2015 tercatat 471 kasus. Tetapi, 2015 siklus lima tahunan. Pada 2010, pernah berhasil hanya 30 kasus. Artinya, pernah bisa. Makanya, gerakan PSN digencarkan. Akhir tahun lalu, sudah lakukan sosialisasi hingga tingkat RW.

Dari 51 kelurahan di Kota Solo, DKK mentarget 50 persen kelurahan bebas dari DBD pada tahun ini. Dua kelurahan, Mojosongo dan Kadipiro, merupakan dua kelurahan terberat sulit bebas dari DBD. Selain wilayahnya besar, kedua kelurahan itu selama ini lebih sering muncul kasus DBD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement