REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) perlu diperhitungan dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Bidang Politik, Arya Fernandes mengaku terkejut atas keberadaan partai politik besutan Hary Tanoesoedibjo tersebut yang mampu mengalahkan partai-partai yang memiliki pengalaman."Perindo sangat mengejutkan, partai baru bisa ada di 10 besar membawahi PKB, NasDem, PAN dan PPP," katanya.
Partai Perindo akan menjadi pilihan warga Jakarta, jika partai tersebut mengusung seorang bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Adapun tingkat baseline persentase warga memilih Perindo di Pilgub DKI sekira 3,25 persen.
"Di tingkat pertama ditempati oleh PDIP 21,75 persen disusul Gerindra sebesar 14,50 persen, Golkar 3,50 persen, Perindo 3,25 persen dan NasDem 1,00 persen," ucapnya.
Terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Public Policy Institute Agung Suprio kepada awak media mengatakan dirinya justru tidak terkejut dengan kinerja Partai Perindo yang dinilai kinclong.
Menurut Agung, komitmen dan konsistensi para pengurus dan kader partai menjadi poin penting yang menjadi kunci keberhasilan Partai Perindo dalam menyampaikan visi dan misi partai.
"Saya kira semangat ini bagus. Seolah setiap saat Partai Perindo menghadapi pertarungan pemilu. Ini akan membuat masyarakat tidak merasa ditinggalkan untuk kepentingan sesaat. Ini akan membuat mereka semakin dekat dengan Perindo," ujar Agung.
Sebelumnya, CSIS menyelenggarakan survei pada tanggal 5 hingga 10 Januari lalu, dengan menyertakan responden 400 orang pemilih di lima kota yang ada di Jakarta. Tingkat margin of error kurang lebih 4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.