REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 200 hektare lahan produktif akan tergusur pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung. Lahan produktif terdiri atas sawah, hutan dan kebun.
Data yang dihimpun Republika.co.id dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat menyebutkan sedikitnya 230 hektare lahan produktif akan tergusur proyek kereta cepat. Lahan tersebut berada di Bekasi, Karawang maupun Bandung.
(Baca: Tanah yang Dilalui Jalur Kereta Cepat tak Stabil).
Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat Dadan Ramdan, mengatakan ada 150 hektare lahan perkebunan yang tergusur proyek kereta cepat. "Sebanyak 60 hektare lahan sawah dan 20 hektare lahan hutan juga ikut tergusur. Seluruh lahan yang tergusur saat ini masih produktif dan juga menjadi kawasan sumber air," jelas Dadan di Cikini, Jakarta, Sabtu (23/1).
Selain itu, lanjut dia, ada sekitar 100 hektare permukiman di Jakarta, Bekasi, Karawang dan Bandung yang ikut terimbas. Menurut pendataan WALHI, pembangunan trase kereta cepat memakan lahan seluas 450 hektare."Permukiman bisa diganti rugi dan direlokasi. Sebaliknya, perkebunan, sawah dan hutan serta sumber air sulit dicari gantinya," tegas Dadan.
(Baca: Kereta Cepat Belum Sertai Izin Kebencanaan).
Berdasarkan kondisi lingkungan tersebut, Walhi Jawa Barat sangat menyayangkan proses penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang hanya berlangsung selama 72 hari. Menurut Dadan, Amdal minimal disusun selama enam bulan hingga satu tahun. Proses penyusunan yang singkat dianggap belum memenuhi seluruh risiko dampak lingkungan dan sosial.