Jumat 22 Jan 2016 20:57 WIB

Dekan Psikologi UIN: Salah Berkonsultasi LGBT dengan Pelaku LGBT

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Muhammad Hafil
Demonstrasi mengecam kaum homoseksual. Ilustrasi
Foto: AP
Demonstrasi mengecam kaum homoseksual. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA –  Konsultasi terhadap pelaku gay dan lesbian sebaiknya dilakukan oleh psikolog atau psikiater.  Problem orientasi seksual tersebut bukan masalah biologis sehingga tidak akan selesai hanya dengan suntik hormon.

“Konsultasi yang menyangkut pola pikir, keinginan, dan motivasi itu lebih penting,” kata Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Abul Mujib kepada Republika.co.id, Jumat (22/1).

Konsultasi ke psikolog atau psikiater memang menggunakan obat, namun aspek psikologis tetap diutamakan. Selain dari sisi psikologis, secara ‘jalan keluar’ dari sisi sosiologis juga tak kalah penting.

Menurut dia, orang-orang yang tidak mendapat tempat secara sosiologis tidak akan berkembang. Sebaliknya jika dibiarkan oleh sosial, maka kelompok tersebut bukan hanya menjadi berkembang, tapi mereka juga akan masuk ke ranah hukum. “Mereka akan minta pernikahan sejenis dilegalkan,”  ujarnya.

Mujib mengatakan seandainya pelaku gay dan lesbian hendak berkonsultasi kepada ahli seksual, maka pilihlah yang kontra dengan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Pasalnya jika memilih konsultan yang pro dengan LGBT, maka tidak akan memperoleh jalan keluar.

‘Kesembuhan’ pelaku homoseksual tergantung tingkat orientasinya dan sejak kapan hal tersebut terjadi. Seseorang yang biseksual, kata Mujib, lebih mudah disembuhkan  dibanding homoseksual. Jika menghadapi klien yang homoseksual, Mujib biasanya menargetkan perubahan menjadi biseksual terlebih dahulu, tidak langsung menjadi heteroseksual. Pasalnya permasalahan psikologis pelaku homoseksual panjang sekali. Apalagi jika homoseksual sudah berlangsung sejak lama dan didukung komunitas kuat, maka penyelesaiannya akan sulit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement