REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Sebuah tebing setinggi 75 meter yang longsor mengancam rumah milik Menan (54) warga Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Menan di Madiun, Kamis (22/1), mengatakan tebing yang berada di belakang rumahnya tersebut pada Rabu (20/1) malam longsor sebanyak dua kali.
"Longsor pertama tejadi pada Rabu sore selebar tiga meter dan tinggi enam meter. Kemudian, pada Rabu malam saat hujan deras mengguyur wilayah Mendak, longsor susulan yang lebih besar terjadi dan menimbun halaman belakang rumah saya," ujar Menan.
Karena takut terjadi hal-hal yang membahayakan, ia dan keluarganya akhirnya mengungsi ke rumah kerabatnya sejak Kamis pagi. Ia takut, struktur tanah tebing yang labil akan runtuh dan mengenai bangunan rumahnya.
Kepala BPBD Kabupaten Madiun, Edi Hariyanto, mengatakan pihaknya bersama TNI dan Polri telah melakukan peninjauan ke lokasi tebing longsor.
Ia mengimbau warga untuk waspada saat musim hujan berlangsung karena rawan longsor. "Desa Mendak merupakan daerah yang rawan terjadi bencana tanah longsor. Hal itu dikarenakan struktur tanahnya labil. Selain itu, bangunan rumah warga yang berada di atas tebing atau di bawah tebing, membuat sangat rawan terkena longsor," kata Edi.
Data BPBD Kabupaten Madiun menyebutkan ada 21 desa di lima kecamatan kabupaten setempat yang rawan terdampak bencana alam tanah longsor selama musim hujan berlangsung.
"Desa yang rawan longsor tersebut terdapat di lereng Gunung Wilis. Di antaranya di Kecamatan Dagangan, Kare, Gemarang, Wungu, dan Saradan," kata dia.
Adapun ke-21 desa tersebut antara lain, Kecamatan Dagangan (Desa Mendak, Tileng, Padas, Nganget, Segulung, dan Ketandan), Kecamatan Wungu (Desa Kresek), Kecamatan Kare (Desa Bodag, Kare, Randualas, Bolo, Kepel, Cermo). Kemudian, Kecamatan Gemarang (Desa Winong, Batok, Durenan, Tawangrejo, Gemarang, Nampu), serta Kecamatan Saradan (Desa Sumberbendo dan Klangon).
Sepanjang tahun 2012, BPBD Kabupaten Madiun telah menangani sebanyak 10 kasus bencana tanah longsor. Jumlah tersebut naik pada tahun 2013 yang mencapai 16 kali longsor.
Sepanjang tahun 2014, BPBD telah menangani sebanyak enam kali longsor. Sedangkan pada tahun 2015 terjadi banjir bandang dan longsor besar di wilayah Kecamatan Dagangan.
Banjir bandang terjadi di Desa Segulung dan Joho, sementara longsor terjadi di Desa Mendak dan Tileng. Dua warga tewas, belasan rumah rusak, dan puluhan ternak hilang akibat bencana tersebut.
"Warga yang berdomisili di wilayah rawan diimbau untuk selalu waspada. Terlebih saat hujan deras turun di wilayah setempat," kata dia.