Kamis 21 Jan 2016 14:02 WIB

Gubernur NTB Geram Soal Pembuangan Limbah B3 PT Newmont

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur NTB Zainul Majdi
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Gubernur NTB Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi meminta PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) lebih transparan terkait dengan pembuangan limbah B3. Dia bahkan mengancam perusahaan asal Amerika Serikat itu agar tidak bertindak macam-macam dan tidak menyalahi aturan. 

“Saya minta perusahaan di NTB supaya memenuhi semua aturan-aturan yang terkait dengan masalah limbah B3, itu kan bahaya. Semua perusahaan jangan macam-macam harus dijaga (lingkungan) dan transparan,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Kamis (21/1).

Ia menuturkan, proses pembuangan limbah B3 harus jelas termasuk menyangkut jumlah limbah yang akan dibuang serta lokasi penyimpanan. Selain itu, seharusnya PT Newmont memberitahukan rencana pembuangan limbah B3 kepad otoritas daerah, baik itu kabupaten atau tempat di mana perusahaan tersebut bekerja.

Kapal “Red Rock” pengangkut limbah B3 yang ditahan di Pangkalan TNI Angkatan Laut VII Kupang, Selasa (19/1) kemarin, menurutnya berlayar tidak dengan persetujuan dan sepengetahuan dari Bupati Sumbawa Barat. Padahal, kapal tersebut mengangkut limbah B3 dengan jumlah yang banyak. 

“Selain limbah B3, ada scrap juga, kan limbah itu proses dan pengangkutannya kaya gimana kita tidak tahu. Pertanggungjawabannya seperti apa, ini limbah B3 berbahaya bukan hanya buat manusia tapi lingkungan,” ungkapnya. 

Saat ditanyai apakah PT Newmont sering membuang limbah B3 tanpa sepengetahuan dan persetujuan pemerintah daerah, Zainul Majdi enggan berkomentar lebih lanjut terkait hal itu. Dia mengatakan tak ingin masuk ke wilayah yang bersifat dugaan. 

“Saya tidak mau masuk dugaan, faktanya ada kapal seperti itu ditangkap angkatan laut dan diminta sandar di Kupang,” katanya. 

Zainul mengaku sudah mengirimkan tim yang terdiri dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi NTB, Dinas Pertambangan untuk memeriksa isi dari kontainer yang dibawa oleh kapal tersebut. Termasuk mengirimkan penyidik PNS. “Belum ada hasil investigasinya kita kirim PPNS untuk mengecek,” katanya.  

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement