REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Proses pendataan terhadap 4,1 juta pelanggan rumah tangga miskin dan rentan miskin pengguna daya 900 volt ampere (VA) di wilayah Jawa Tengah dan DIY telah dimulai PT PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
Pendataan dilakukan secara bertahap mulai 18 Januari ini hingga pertengahan Maret 2016 untuk mencocokkan data pelanggan daya 900 VA dengan data rumah tangga pada Basis Data Terpadu (BDT) yang dikelola Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
“Ini menjadi bagian penting dari upaya untuk memastikan penerima subsidi listrik dari Pemerintah benar- benar tepat sasaran,” kata Manajer Bidang Komunikasi Hukum dan Administrasi PT PLN Distribusi Jawa Tengah, Audi Damal, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/1).
Menurut Audi, BDT merupakan basis data yang dikelola oleh TNP2K, yang berasal dari 40 persen rumah tangga, dengan klasifikasi kesejahteraan sosial ekonomi terendah di negeri ini. Data yang diserahkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Ketenagalistrikan kepada PT PLN pertengahan Desember 2015 ini hanya sebatas data nomor induk kependudukan (NIK) dan belum memiliki nomor identitas pelanggan (IDPEL).
Karena itu, perlu dilakukan pencocokan dengan data pelanggan. “Khususnya pelanggan dengan daya 900 VA yang ada di wilayah kerja Jawa Tengah dan DIY,” katanya.
Berdasarkan BDT tersebut, masih kata Audi, jumlah keluarga miskin dan rentan miskin di Jawa Tengah dan DIY mencapai 4,1 juta kepala keluarga (KK). Sedangkan berdasarkan data yang dimiliki oleh PT PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY, jumlah pelanggan daya 900 VA di wilayah kerjanya mencapai 3 juta lebih pelanggan eksisting.
“Tugas kami adalah mendata pelanggan yang benar- benar kurang mampu berdasarkan BDT dan menemukan IDPEL untuk rumah tangga sasaran (RTS) tersebut,” tambahnya.