REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para pedagang makanan berbahan dasar daging sapi, seperti empal gentong, di Cirebon, terpaksa tak dapat jualan. Hal itu menyusul naiknya harga daging sapi hingga membuat Rumah Potong Hewan (RPH) enggan memotong sapi.
''Daging sapinya tak kebagian, terpaksa hari ini tidak bisa berjualan,'' kata seorang pedagang kuliner khas Cirebon empal gentong, Oman, Selasa (19/1).
Oman mengaku, biasanya mendapatkan pasokan daging sapi dari RPH di daerah Batembat, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon. Namun, pada Senin (18/1) malam, jagal di RPH tersebut enggan memotong sapi.
''Tidak tahu penyebab pastinya apa. Tapi katanya sih karena harga sapinya naik,'' terang Oman.
Oman menyebutkan, harga daging sapi di RPH saat ini mengalami kenaikan dari Rp 88 ribu - Rp 89 ribu per kg menjadi Rp 95 ribu per kg. Itu berarti, harga daging sapi di pasaran saat ini sudah berkisar antara Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu per kg.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Efendi, membenarkan adanya aksi mogok sejumlah jagal di RPH Batembat. Aksi itu dipicu naiknya harga daging sapi.
''Tapi sebagian jagal masih ada yang tetap memotong,'' terang Ali.
Akibat aksi mogok sebagian tukang jagal tersebut, jumlah sapi yang dipotong di RPH Batembat hanya 15 ekor. Padahal biasanya, sapi yang dipotong di RPH tersebut bisa mencapai 40 ekor sapi per hari.
Ali menyebutkan, pasokan sapi untuk Cirebon saat ini sebagian besar berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Karena itu, saat pemasok dari kedua provinsi itu menaikkan harga, maka jagal dan pedagang yang ada di Cirebon tak bisa berbuat apa-apa.