REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan, mengatakan telah resmi menahan 13 orang pascaledakan bom Sarinah Thamrin. Di antara 13 orang tersebut terdapat jaringan yang diduga terkait langsung dengan jaringan teroris Sarinah-Thamrin.
"Delapan dari 13 orang yang ditangkap diduga ada kaitan langsung dengan jaringan pelaku teror di Sarinah-Thamrin. Satu orang terakhir yang ditangkap berinisial DN. Ditangkap di Cipacing, Jawa Barat," jelas Anton, Selasa (19/1).
Tertangkapnya DN, lanjut dia, merupakan pengembangan atas penangkapan HM di Bekasi, pekan lalu. HM merupakan anggota kelompok radikal di Rawa Lumbu, Bekasi. Baik DN maupun HM diamankan atas kepemilikan senjata api.
Adapun delapan orang yang diduga ada kaitan langsung dengan teroris Sarinah-Thamrin berasal dari Indramayu (dua orang), Cirebon (tiga orang), Balikpapan (satu orang) dan Tegal (dua orang).
Berdasarkan data penangkapan terakhir, tutur Anton, ada dua kelompok teroris yang telah diamankan, yakni yang memiliki keterkaitan langsung dan kelompok yang masih akan ditelusuri status keterkaitannya.
"Kami akan selidiki peran masing-masing. Harus diurai mana yang merakit bom, bagian pendanaan, rekruitmen, pelatih dan sebagainya," lanjur Anton.