Pendidikan, pemerintahan, dan keadilan
Pendidikan agama di sekolah tak boleh dipandang sebelah mata. Hal ini terefleksi dari hanya dua jam mata pelajaran agama di sekolah dalam seminggu. Banyaknya orang dewasa yang memiliki pemahaman agama yang salah, maka hal ini harus dicegah sedini mungkin melalu proses pendidikan.
Selanjutnya, pemerintah harus bisa berlaku adil terhadap rakyatnya. Tanpa keadilan, tidak ada rasa aman dan perdamaian. Dalam pemerintahan saat ini, sangat sulit untuk menemukan orang yang ahli, tapi juga amanah. Kedua hal tersebut diperlukan untuk bisa berlaku adil.
Teroris adalah orang yang memiliki pemikiran dan kognisi yang terdistorsi (Beck, 2002). Proses mencetak teroris yang siap mati dalam setiap aksi, melibatkan banyak aspek psikologis. Penembakan dan pengeboman hanyalah tahap finalisasi dari sebuah proses panjang pergumulan psikologi. Pikiran manusia bisa berubah dalam sekejap, tapi juga bisa kaku, seperti batu tanpa batas waktu.
Teroris adalah korban dari ketidakmampuan mengontrol pola pikirnya sendiri. Mereka gagal mengombinasikan logika, ideologi, dan emosi. Hingga akhirnya, kegagalan ini dimanfaatkan oleh pihak lain yang menyebabkan dirinya mati di tangan sendiri, melalui bom bunuh diri.