Senin 18 Jan 2016 13:49 WIB

Kapolda Tunggu Bahrun Naim Pulang ke Indonesia

Rep: c33/ Red: Andi Nur Aminah
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian dalam jumpa pers akhir tahun di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/12).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian dalam jumpa pers akhir tahun di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyatakan sedang menelusuri jaringan kelompok yang melakukan teror di kawasan Sarinah pada Kamis (14/1) lalu. Tito menegaskan peran Bahrun Naim dalam serangan itu sedang diselidiki. Ia siap menunggu Bahrum Naim kembali ke Indonsia.

Tito mengatakan sejumlah orang yang diduga merupakan bagian dari kelompok teror kawasan Sarinah masih diselidiki baik petingginya maupun kepada bawahannya. Ada indikasi bahwa Bahrun Naim memiliki hubungan dengan Arif Hidayatullah. Tito mengatakan, Arif pun sebenarnya pernah ditangkap Densus 88 pada Desember lalu. 

"Yang Arif Hidayatullah ditangkap mau menyerang Desember itu berhubungan langsung dengan Bahrun. Tapi kelompok ini tak berhubungan langsung tapi ada beberapa conectornya beberapa," katanya kepada Republika.co.id, Senin (18/11).

Tito menjelaskan Bahrun Naim mempunyai peranan besar dalam gerakan ISIS di Indonesia. Bahkan kuat dugaan, Bahrun Naim adalah penghubung antara gerakan ISIS di Suriah dengan ISIS di Indonesia.

"Ini sedang ditelusuri sampai atas. Tapi peran Bahrun Naim sangat penting sekali dengan kaitan ISIS yang ada di Suriah karena dia penghubung utama antara elit ISIS yang ada di sana dengan kelompok elit ataupun footsoldier atau kelompok sel di indonesia," jelasnya.

Tito mengakui belum mengetahui keberadaan Bahrun Naim. Namun ia menantang Bahrum Naim untuk pulang ke Indonesia. Sebab ia menjanjikan akan segera menangkap Bahrum Naim jika sudah menginjakkan kaki di Tanah Air. "Kita sangat terbuka sekali kalau dia pulang karena banyak kasus yang menunggu," ujarnya. 

 

(Baca Juga: Bahrun Naim Dilarang Masuk ke Indonesia). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement