REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua jam sebelum meledakkan bom di kawasan Sarinah, Jalan HM Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1), Afif--salah seorang pelaku teror Sarinah--sempat berpamitan pada pemilik kos tempat ia menginap. Fatimah (45 tahun), ibu kos itu, mengingat bagaimana Afif menyapanya pagi nahas itu.
“Bu berangkat dulu,” kata Fatimah menirukan Afif. “Ya, saya bilang, ‘iya hati-hati’,” kata Fatimah ketika ditemui Republika.co.id di rumahnya, Kampung Sanggrahan, Nomor 58, RT 02 RW 03, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, Ahad (17/1). (Baca juga: Mesir, Gelombang Ketakutan Menjelang 25 Januari).
Afif dan dua kawannya tinggal di kos Fatimah sejak Senin, 28 Desember 2015. Matsani (40 tahun), suami Fatimah, terlihat tidak percaya aksi teror pada Kamis itu telah direncanakan di kos miliknya. Sambil mengisap rokoknya dalam-dalam, Matsani mencoba mengingat bagaimana ketiga orang itu datang kepadanya.
“Sekitar pukul 16.00 hari itu, Ali membawa temannya ke sini,” ujar dia perlahan. Ia tak menyangka, Muhamad Ali (40 tahun) yang merupakan tetangganya, menjadi aktor penting dalam perencanaan teror di Sarinah dan sekitarnya. Ali membawa Afif alias Sunakim, Ahmad Muhazad, dan Dian Juni Kurniadi untuk mengindekos di rumah Matsani.