REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Populasi sapi yang diternakkan di TPA Cikolotok, Kabupaten Purwakarta, semakin tak terkontrol. Hewan ternak tersebut, jumlahnya ditenggarai lebih dari 300 ekor. Banyaknya sapi yang berkeliaran di tempat pembuangan sampah ini, dinilai lebih menguntungkan. Sebab, bisa mengurangi volume sampah basah.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Purwakarta, Ruslan Subanda, mengatakan, awalnya sapi yang diternakkan di TPA itu hanya puluhan ekor saja. Tetapi, makin kesini jumlahnya semakin bertambah banyak. Saat ini, jumlahnya lebih dari 300 ekor.
"Sapi tersebut, tidak digembalakan. Mereka, liar di sekitaran TPA Cikolotok," ujar Ruslan, kepada Republika, Ahad (17/1).
Meski demikian, pihaknya meyakini kehadiran hewan ternak itu tak menganggu aktivitas para petugas kebersihan. Terlebih lagi, sapi-sapi itu setiap harinya memakan sampah-sampah organik. Sehingga, dalam hal ini DKP lebih diungtungkan. Sebab, volume sampahnya jadi berkurang.
Tetapi, pihaknya tak mengetahui dari sisi aspek kesehatan hewan ternak tersebut. Apakah, masih layak konsumsi atau tidak. Mengingat, hewan-hewan itu digembalakan secara liar di lokasi pembuangan sampah. Khawatirnya, sapi itu tercemar limbah berbahaya.
"Bagi kami, selama tak menganggu aktivitas petugas, sapi-sapi itu diperbolehkan menguasi TPA Cikolotok," ujarnya.