REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gempa bumi dengan kekuatan 5,2 Skala Richter (SR) mengguncang Pariaman, Sumatra Barat, Ahad (17/1) pukul 01.54 WIB. Posisi gempa berada di 107 km barat laut Pariaman, dengan kedalaman terukur 35 km, pada posisi lintang -0,58 dan bujur 99,15.
"Itu patahan Mentawai tapi terkait juga ke megathrust Siberut," Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatra Barat, Ade Edwar kepada Republika, Ahad (17/1).
Ia menjelaskan, kekuatan 5,2 SR menunjukkan zona megathrust Siberut semakin aktif. Sebab, selama ini jarang terjadi gempa di jalur tersebut. Walaupun ada, gempa hanya berkekuatan sekira tiga hingga empat SR.
Menurutnya, zona megathrust Siberut yang kawasannya meliputi Kepulauan Batu, Siberut dan Sipora itu, akan terus mengeluarkan potensi gempa yang semakin meningkat. Sebab, ia menuturkan, banyak potensi gempa tersimpan di zona tersebut, mulai skala dua, tiga, empat hingga sembilan. Sekarang, Ade mengatakan, sedikit demi sedikit potensi tersebut sudah keluar.
"Pengeluaran akan makin lama, akan meningkat, trennya akan meningkat. Puncaknya mendekati 9 SR," ujarnya.
Secara ekstrapolasi, menurutnya, bisa diperkirakan berapa lama jeda potensi paling besar akan dikeluarkan. Tapi, ia mengatakan, yang namanya alam tidak bisa diprediksi secara pasti oleh manusia.
Ade menuturkan, biasanya jika sudah mengeluarkan potensi 7 SR, bisa loncat ke skala sembilan. Ia mencontohkan, dua tahun sebelum Aceh diguncang gempa berkekuatan sekitar 9 SR, daerah tersebut digoyang potensi sekira 7,2 SR.
"Kita tidak tahu (kapan waktunya), bisa saja langsung loncat dari lima ke sembilan. Tapi kalau teoritisnya, ektrapolasinya lima, enam, tujuh," jelasnya.
Kendati demikian, Ade meminta kepada masyarakat agar selalu siap siaga menghadapi gempa dengan kekuatan yang besar. Jangan sampai masyarakat dan pemerintah daerah terlambat mengantisipasi hal tersebut. Saat ini, sudah banyak dibangun shelter, pemasangan rambu-rambu keselamatan, serta aktivasi sirine warning.
Ade mengungkapkan, gempa 5,2 SR lebih dirasakan di daerah Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai karena hanya berjarak sekira 90 km dari pusatnya, daripada di Pariaman yang berjarak sekira 100 km. Dikatakannya, warga Siberut merasakan getaran V Modified Mercalli Intencity (MMI). Selain itu, gempa juga dirasakan di Solok, Padang Panjang (IV MMI) Bukittinggi (III MMI), Tanah Datar, Pasaman Barat (IV MMI), Padang (III MMI).
Menurutnya, berdasarkan laporan petugas di lapangan, tidak ada bangunan yang mengalami rusak berat, khususnya di Siberut. Selain itu, tidak ada korban jiwa dari gempa berkekuatan 5,2 SR.
"Makanya di samping pemahaman masyarakat, kualitas bangunan sangat penting," kata dia menambahkan. n
Umi Nur Fadhilah