REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua maupun anak dengan guru dapat mencegah anak ikut paham radikal.
"Perlu adanya komunikasi intensif antara orang tua dan anak maupun guru dan anak. Dengan komunikasi yang baik, maka dapat mencegah anak masuk dalam paham radikal," ujar Mendikbud usai pelantikan Pengurus Besar Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PB KB-PII) di Jakarta, Ahad (17/1).
Mendikbud mengatakan terdapat empat hal yang menyebabkan anak berubah, yakni narkoba, mengalami kekerasan, pornografi, dan pikiran menyimpang. Pikiran menyimpang di sini lebih pada paham radikal. "Ketika muncul masalah itu, segera lakukan komunikasi yang intensif dengan anak. Jangan sampai anak menjadi korban," jelas dia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam waktu dekat akan mengeluarkan panduan singkat mengenai cara menghadapi tindakan terorisme itu. Panduan singkat itu, terdiri atas dua bentuk, yakni pertama panduan untuk guru dalam berbicara dengan siswa tentang kejahatan terorisme dan kedua panduan bagi orang tua untuk bicara terorisme dengan anaknya.
Ketua Umum PB KB-PII Nasrullah Larada mengatakan radikalisme muncul akibat pemahaman yang tidak berbasis pada nilai ke-Islaman. Radikalisme juga penuh dengan warna kekerasan.
"Sejatinya perlawanan yang sungguh-sungguh dapat menghentikan dan menangkal aksi terorisme adalah hanya melalui pendidikan. Pendidikan sangat berperan dalam mencegah radikalisme," kata Nasrullah.
Baca juga: Pelaku Teror Ciptakan Kepanikan di Media Sosial