REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Memasuki musim penghujan seperti saat ini masyarakat diminta lebih siaga agar terhindar dari penyakit demam berdarah. Hal ini karena selama dua bulan terakhir ini kasus penyakit tersebut mengalami peningkatan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Alma Lucyati, dua bulan terakhir ini jumlah kasus DBD terus mengalami peningkatan. Meski belum memiliki angka pasti, menurutnya kondisi ini selalu berulang pada setiap tahunnya. Pada 2015, terjadi sekitar 1.000 kasus DBD di Jabar.
"(Musim hujan) dipastikan ada peningkatan, bulan Desember meningkat. Ini memang lagi musimnya," ujar Alma kepada wartawan akhir pekan lalu.
Disinggung adanya 17 korban jiwa akibat DBD di Kabupaten Indramayu sepanjang musim hujan saat ini, Alma mengaku belum mengetahui data pasti. Hanya saja, dia membenarkan setiap musim hujan selalu terjadi peningkatan kasus yang diakibatkan gigitan nyamuk Aides aegypti tersebut.
"Jangan kaget kalau banyak kasus," katanya.
Menurut Alma, sejumlah kota besar memang sudah mengalami peningkatan kasus DBD. Salah satunya, Kota Bandung. Oleh karena itu, Alma meminta masyarakat untuk menggiatkan program juru pemantau jentik nyamuk (jumantik). Hal ini pun sudah diinstruksikannya ke kabupaten/kota sesuai instruksi Menteri Kesehatan terkait musim penghujan sekarang ini.
"Intruksi Menkes sudah diberlakukan pekan lalu. Kami, lanjutkan ke kabupaten/kota. Tinggal semuanya mau, daek gawe (mau bekerja). Karena di rumah kita sumbernya," kata Alma.
Alma menjelaskan, setiap rumah harus ada seorang yang menjadi kader jumantik. Nantinya, kader tersebut bertugas menyisir rumah agar terhindar dari nyamuk penyebab DBD.
Menurutnya, setiap rumah harus menjalankan 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur titik-titik genangan air. Hal ini wajib dilakukan untuk memastikan rumah bersih sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.