Oleh Erik Purnama Putra
Metro Mini belakangan ini menjadi sorotan warga. Kondisi kendaraan yang berumur dan tak laik jalan, hingga sering terlibat kecelaan membuat Dinas Perhubungan dan Transmigrasi (Dishubtrans) DKI Jakarta mengandangkan ratusan Metro Mini. Tapi, tidak hanya kondisi Metro Mini saja yang reyot dan bobrok. Keadaan yang sama juga dialami armada Transjakarta yang beroperasi sejak 2007.
Di koridor enam rute Dukuh Atas-Ragunan, misalnya, dapat dengan mudah ditemukan bus Transjakarta bobrok masih beroperasi. Di Halte Ragunan, didapati bus berwarna abu-abu yang terlihat sangat kusam dengan bodi rusak. Kondisi itu terlihat kontras dengan armada berwarna oranye dan biru yang catnya masih terlihat mengkilat dan bodi bus kokoh.
Misalnya, Transjakarta dengan nomor seri TJ B 7519 IX, B 7522 IX, dan B 7504 IX tidak enak dipandang. Ada pula armada yang tampak terseyok-seyok di jalan menanjak di Warung Buncit, seperti JTM 010 dan JTM 013.
Republika mencoba menaiki Transjakarta abu-abu yang berusia sembilan tahun. Terasa dinginnya AC tidak mengurangi rasa gerah di tengah terik sinar matahari. Terlihat pinggiran bodi belakang sudah karatan, penutup mesin belakang tidak terkunci rapat, angin-angin mesin tampak tidak laik, jaring rusak, dan pintu bagian belakang harus menggunakan bantuan tangan petugas ketika hendak tutup.
Saat bus menuju Dukuh Atas, suara gujak gujuk gujak gujuk yang berisik terus menemani perjalanan. "Ya begini, tidak sekali Mbak saya mendengar penumpang pada teriak minta AC-nya digedein, apalagi kalau jam-jam penuh, seperti pulang kantor," ujar petugas pria Transjakarta dengan inisial M ini.