REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Sejumlah warga RT 01 RW 01 Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon Solo, Jawa Tengah, sempat kaget jika Bahrun Naim ditetapkan menjadi otak pelaku di balik aksi teror bom di Jalan MH Thamrin Jakarta, pada Kamis (14/1).
Sugeng Suharto Ketua RT 01 Sangkrah mengatakan, Bahrun Naim memang pernah menjadi tetangganya di Sangkrah yang tinggal bersama kedua orang tuanya, sebelum dia pergi ke Suriah. "Warga sempat kaget, Bahrun menjadi otak dari aksi serangan teror peledakan bom di Jalan MH Thamrin itu," kata Sugeng di Solo, Jumat (15/1).
Menurut dia, Bahrun tidak pernah kembali di kampung ini, sejak terakhir tinggal bersama orang tuanya pada 2014. Bahrun, orangnya tertutup dan jarang bergaul dengan masyarakat. Bahkan, Bahrun setelah terlibat kasus kepemilikan ribuan amunisi atau bahan peledak pada November 2010, warga seperti menjauhi keluarganya atau memberikan sanksi sosial.
"Bahrun Naim dulunya tinggal di Sangkrah bersama orang tuanya yakni Fatkhurrahman dan Siti Toyyibah," katanya.
Kepala Polres Kota Surakarta Kombes Polisi Ahmad Luthfi saat ditanyakan soal otak serangan teror bom di kawasan Jalan Thamrin Jakarta, Bahrun Naim, membenarkannya. Menurutnya, Bahrun Naim yang sebelumnya tinggal di Sangkrah Pasar Kliwon Solo itu, pernah ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri, di Solo, pada November 2010.
Bahkan, Bahrun Naim yang terlibat dengan kasus kepemilikan amunisi senjata api tersebut diadili di pengadilan setempat, dan divonis penjara selama dua tahun enam bulan.
Namun, Bahrun setelah selesai menjalani hukuman kemudian meninggalkan Kota Solo pergi ke Suriah. "Yang bersangkutan hingga saat ini sudah termonitor, dan tidak ada di daerah ini," katanya.
Kendati demikian, pihaknya tetap menerapkan kewaspadaan dengan petugas yang tetap tidak boleh lengah dalam rangka pengamanan di wilayah Solo.