Kamis 14 Jan 2016 20:13 WIB

Perawatan Korban Insiden Sarinah Ditanggung Pemerintah

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Dwi Murdaningsih
 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani
Foto: RepublikaRakhmawaty La'lang/
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berjanji untuk bertanggung jawab atas perawatan yang dijalani para korban tragedi teror bom Jakarta. Hal tersebut diungkapkan oleh Menko PMK Puan Maharani usai mengunjungi para korban yang dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Kamis (14/1).

"Tentu saja pemerintah hadir. Pemerintah akan bertanggung jawab kepada para korban, baik itu yang menjalani operasi maupun yang dalam proses perawatan, sampai mereka sembuh dan bisa pulang ke rumahnya masing-masing," ujar Puan.

Ia menjelaskan, dari sembilan korban teror bom Sarinah yang dilarikan ke RSPAD, dua di antaranya adalah warga negara asing (WNA). Salah satunya berasal dari Belanda bernama Yohannes Antonius Maria, sedangkan yang lainnya berasal dari Aljazair bernama Morad al-Muneri.

"Saya tadi sudah bertemu dengan Duta Besar Aljazair yang juga datang ke sini (RSPAD) untuk melihat warga negaranya yang menjadi korban. Sementara, korban yang dari Belanda belum bisa dijenguk karena masih dioperasi," tuturnya.

Puan menambahkan, selain RSPAD Gatot Subroto, ada beberapa rumah sakit lagi yang juga ikut merawat para korban teror bom. Di antaranya adalah RS Abdi Waluyo dan RSUP Cipto Mangunkusumo (RSCM). Menurut Puan, semua rumah sakit itu sudah melakukan upaya yang terbaik dalam menangani para korban.

Berdasarkan pantauan, sejumlah diplomat asing tampak. mengunjungi RSPAD Gatot Subroto tadi sore. Di antaranya adalah Dubes Belanda untuk Indonesia Rob Swartbol, dan Dubes Aljazair untuk Indonesia Abdelkader Aziria. Namun, saat dimintai pendapat oleh wartawan, kedua pejabat asing itu enggan berkomentar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement