REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS -- Kelompok Tani Padi Mustika di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mencatat hasil tes ubinan tanaman padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI) diketahui hasil panennya mencapai 9,4 ton per hektare.
Suroto, salah satu anggota Kelompok Tani Padi Mustika di Pati, Kamis, hasil tes ubinan (menyukat hasil panen) memang mencapai 9,4 ton gabah kering panen (GKP) per hektarenya, sedangkan cara konvensional dan memakai pupuk kimia biasanya hanya 4,5 ton GKP.
Usai dilakukan tes ubinan, langsung dipanen dengan dihadiri Wakil Bupati Pati M. Budiyono, Dandim 0718 Pati Letkol (Inf) Heri Setiyono, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati, Danramil dan anggota Babinsa serta kelompok tani setempat.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati dan Dandim Pati didaulat untuk melakukan panen padi merah organik yang merupakan varietas inpari 24 yang ditanam pada 11 Oktober 2015 menggunakan alat anai-anai.
"Benih ditanam pada usia tujuh hari, sehingga saat dipanen hari ini (14/1) usianya seratus hari," ujarnya.
Iwan Setiaji, pendamping dari Nusantara Organik SRI Center (NOSC) asal Sukabumi, Jabar yang selama ini mendampingi uji coba tanam tanaman padi organik di Desa Kedumulyo, Kecamatan Sukolilo, menambahkan, keberhasilan ini tentunya bisa meningkatkan kesejahteraan petani karena harga beras organik cukup tinggi.
Untuk harga beras merah saat ini, kata dia, mencapai Rp20.000 dan di agen bisa mencapai Rp14.000 hingga Rp16.000 per kg.
Perkembangan padi merah organik inpari 24 selama masa tanam sampai panen ini cukup berhasil karena jumlah anakan yang mencapai tiga puluh batang dengan anakan produktif dua puluh batang.
Sementara jumlah bulir per malai, kata dia, ada yang mencapai 197 bulir dan terendah 147 bulir.
Rencananya, lanjut dia, kelompok tani Mustika berencana memanen tiga jenis varietas padi lainnya, yakni mentik wangi, IPB 3 S dan beras hitam.
"Kondisi ketiga jenis padi saat ini telah berisi lebih dari 70 persen," ujarnya.
Keberhasilan panen tanaman padi organik saat ini, lanjut dia, bukan tanpa kendala, karena percobaan pertama sempat mengalami kegagalan, kemudian dicoba kembali dan akhirnya membuahkan hasil.
Pupuk organik dan aneka psetisida nabati, kata dia, dibuat sendiri dan tidak ada yang beli.
Bahkan, lanjut dia, kelompok tani Mustika juga menyediakan pupuk organik dan mikro organisme lokal (MOL), yang dapat diminta gratis untuk para petani yang mau mencoba pertanian organik, khususnya anggota Mustika.