REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperketat pengamanan di Gedung Sate yang merupakan kantor pusat pemerintahan Provinsi Jabar. Hal ini dilakukan, untuk mencegah aksi teror bom.
Kepala Biro Humas, Protokol dan Umum Ruddy Gandakusumah mengatakan terpaksa melakukan pengamanan ketat terhadap pengunjung ke Gedung Sate pascaterorisme di ibu kota yang menimbulkan tujuh korban tewas.
"Kami perketat karena Gedung Sate merupakan salah satu objek vital," ujar Ruddy kepada wartawan, Kamis (14/1).
Untuk mencegah aksi teror para pengunjung hanya bisa masuk dari pintu barat. Sebelum masuk, pengunjung akan diperiksa dan ditanya tujuan atau keperluannya. Pengunjung bisa keluar dari pintu timur. Adapun pintu utama di sebelah utara sudah ditutup sejak lama dan hanya dibuka ketika ada acara tertentu.
"Pengunjung diberi kartu parkir dan diperiksa barang bawaannya secara ketat oleh para petugas keamanan," katanya.
Jauh sebelum terjadi aksi teror, kata dia keamanan di Gedung Sate sudah terbentuk dalam sebuah sistem yang sangat terpadu dengan memadukan pemanfaatan teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM). Seluruh sudut di Gedung bersejarah ini terpantau melalui kamera CCTV sebanyak 50 unit. Pantauan dari seluruh kamera terawasi di Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal).
Selain itu, Gedung Sate juga memiliki 10 orang petugas Keamanan Dalam (Kamdal) dan 40 orang Satpam. Mereka terus melakukan pengamanan selama 24 jam.